Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan, Hamid Ponco di Palembang, Minggu, mengatakan daerah ini harus bertransformasi untuk keluar dari stagnan ekonomi yang sudah membelenggu selama bertahun-tahun apalagi sedang membangun Kawasan Ekonomi Khusus.
"Jika tidak memulai untuk hilirisasi produk olahan karet, sawit, batu bara dan lainnya, maka pertumbuhan ekonomi Sumsel yang sudah baik ini akan tergerus terus. Meski daerah ini kaya sumber daya alam, tapi tetap saja tergantung dengan harga di pasaran dunia," kata Hamid.
Ia mengatakan, krisis ekonomi global yang terjadi saat ini seharusnya menjadi pelecut semangat bagi Sumsel untuk bertranformasi menjadi daerah penghasil produk jadi.
Menurutnya, sudah saatnya Sumsel membangun industri hilirisasi atas kekayaan alam yang dimiliki yakni karet, sawit, dan batu bara.
Dengan begitu, maka petani akan memiliki kepastian karena tidak hanya mengandalkan permintaan ekspor.
"Saat ini, petani mengalami kesulitan karena harga komoditas sedang turun. Meski sejak dua bulan terakhir mulai membaik tapi belum sesuai harapan," kata dia.
Ia menambahkan, perekonomian Sumsel relatif tertolong di masa sulit ini karena adanya pembangunan infrastruktur penunjang Asian Games tahun 2018, seperti jalan tol, jembatan, LRT, dan lainnya.
Pertumbuhan ekonomi Sumsel pada triwulan II/2016 mampu membukukan 4,92 persen atau sesuai proyeksi nasional.
Namun terlepas dari perekonomian yang masih bisa tumbuh ini, Sumsel harus mulai berpikir ke depan yakni bagaimana membuat suatu pertumbuhan ekonomi bisa berkesinambungan, konsisten dan bersinergi.
"Mulailah membuat suatu kebijakan yang diarahkan untuk jangka panjang," kata dia.
Pewarta: Dolly Rosana
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016