Istanbul (ANTARA News) - Dua bom meledak di luar stadion sepakbola di Istanbul, Turki, pada Sabtu malam waktu setempat, menyebabkan 29 orang tewas, yang terdiri atas 27 polisi dan dua warga sipil.
Menteri Dalam Negeri Suleyman Soylu mengatakan ledakan pertama, yang terjadi dua jam setelah pertandingan antara Besiktas dan Bursaspor berakhir, terjadi di titik kumpul petugas polisi anti huru-hara.
Ledakan kedua terjadi ketika polisi sedang mengepung pelaku bom bunuh diri di dekat taman Macka.
Menurut Soylu, dari 27 polisi yang menjadi korban, di antaranya adalah seorang kepala polisi dan perwira senior lainnya. Sementara 17 korban terluka sedang menjalani operasi dan enam lainnya sedang dirawat intensif.
Soylu menjelaskan, 10 orang telah ditahan berdasarkan bukti dari kendaraan yang meledak, namun tidak mengindikasikan siapa pihak yang berada di balik serangan itu.
Seorang fotografer Reuters mengatakan, banyak aparat kepolitisan terluka serius akibat ledakan itu. Polisi bersenjata juga disiagakan menutup jalan.
Sebuah mobil water cannon digunakan untuk menyiram puing-puing mobil yang terbakar serta ada dua kebakaran terpisah terjadi di luar stadion.
Tim sepakbola Bursaspor mengatakan tak ada penggemar yang terluka akibat ledakan itu. Bursaspor dan Besiktas mengutuk keras serangan tersebut.
"Mereka yang menyerang persatuan dan solidaritas bangsa kita tidak akan pernah menang," kata Menteri Olahraga Akif Cagatay Kilic melalui akun Twitter-nya.
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengutuk serangan yang disebutnya sebagai "tindakan teror mengerikan", sementara para pemimpin Eropa juga mengirimkan pesan solidaritas.
Amerika Serikat juga mengutuk serangan itu dan mengatakan berdiri dengan sekutu NATO-nya.
Pengeboman itu terjadi lima bulan setelah Turki diguncang kudeta militer gagal, di mana lebih dari 240 orang tewas yang sebagian besar di Istanbul.
Istanbul telah mengalami beberapa serangan tahun ini, termasuk pada bulan Juni, saat sekitar 45 orang tewas dan ratusan luka-luka ketika tersagka militan ISIS menyerang dengan senjata dan bom di Bandara Ataturk, demikian Reuters.
Penerjemah: Try Reza Essra
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2016