Hongkong (ANTARA News) - Sekitar 42 mantan pejabat senior Bank Dunia, Senin, mendesak Paul Wolfowitz agar segera mundur karena dirinya telah kehilangan kepercayaan dan kehormatan. Dalam suratnya kepada harian Financial Times, 42 bekas pejabat itu menghendaki perubahan menyusul terungkapnya tindakan presiden direktur Bank Dunia itu yang menyalahgunakan wewenangnya untuk menyediakan pekerjaan dan gaji berlebih untuk pacarnya. "Kami yakin bahwa ia tidak bisa lagi menjadi pemimpin yang efektif," katanya dalam surat tersebut, yang ditandatangani para mantan staf, termasuk empat mantan wakil presdir senior dan 14 mantan wakil presdir. "Ia telah kehilangan kepercayaan dan kehormatan dari karyawan bank di semua tingkatan, memperuncing keresahan di antara manajer senior, memperkeruh ketegangan hubungan di dewan direksi, menghancurkan kredibilitasnya terhadap tata kelola yang baik -- isu yang dikampanyekannya -- dan mengecilkan peran beberapa pemegang saham utama pada saat dukungan mereka penting untuk meningkatkan sumber daya yang dibutuhkan untuk membantu negara-negara miskin, khususnya di Afrika." Surat itu mengakhiri dengan kalimat:" Hanya ada satu jalan untuk tuan Wolfowitz untuk melanjutkan misi bank dunia yakni ia harus mundur." Dalam edoritalnya, harian bisnis itu mendukung keprihatinan para mantan pejabat itu. "Jika Paul Wolfowitz masih sebagai Pemimpin Bank Dunia, ia bagaikan mempimpin kapal tanpa kemudi," tulis harian itu, seperti dikutip AFP. "Itulah kebenaran saat ini. AS memang memiliki prerogatif dalam menominasikan presiden Bank Dunia. Namun keistimewaan itu membawa tanggungjawab besar. Kejadian ini menyatakan bahwa tanggung jawab ini meminta perubahan segera di kepemimpinan puncak Bank Dunia." Wolfowitz, mantan Deputi Menteri Pertahanan AS yang memegang peran penting dalam keputusan invansi ke Irak, telah memerintahkan gaji besar senilai hampir 200.000 dolar AS untuk pacarnya yang bekerja di institusi keuangan tersebut, yang bernama Shaha Riza, di tahun 2005. Hal itu telah membuka tuduhan kemunafikan atas kampanyenya melawan korupsi dalam penyaluran pinjaman oleh Bank Dunia yang mencapai 24 miliar dolar AS. (*)

Copyright © ANTARA 2007