Baghdad (ANTARA News) - Gerilyawan menewaskan 50 orang dalam kerusuhan baru di Irak, Ahad, termasuk 23 anggota warga minoritas non-Muslim yang diseret dari satu bus dan ditembak di pinggir jalan, kata beberapa pejabat. Kerusuhan itu terjadi, saat militer AS menyatakan akan terus menggolkan rencana untuk membangun tembok di permukiman paling bergolak di Baghdad, kendati ada kecaman dari penduduk dan banyak politikus Irak. Seorang komandan tentara Amerika juga mengumumkan rencana untuk merekrut lebih dari 40.000 prajurit lagi ke dalam Angkatan Bersenjata Irak pada 2007, sebagai bagian dari rencana 14 miliar dolar AS guna mengembangkan kemampuan mereka. Warga non-Muslim dari suku minoritas Yazidi disergap di dekat kota besar utama di Irak utara, Mosul, kata Brigadir Jenderal Polisi Mohammed El-Waqa`a. "Banyak pekerja sedang melakukan perjalanan kembali dari satu pabrik tekstil di Mosul menuju rumah mereka di Bashika, sebelah timur kota tersebut," katanya. "Beberapa pria bersenjata menghentikan bus-bus itu, memiliki anggota suku Yazidi di antara penumpang dan membunuh mereka di hadapan semua orang." Polisi mengatakan sekelompok mobil menghalangi jalan di permukiman An-Nur di sebelah timur kota tersebut, sementara beberapa orang lagi mendirikan barikade guna melindungi gerombolan yang menyerbu iring-iringan kendaraan itu. Orang-orang yang ditangkap dibunuh di lapangan di pinggir jalan. Tiga anggota suku Yazidi yang cedera selamat, kata beberapa pejabat. Suku Yazidi, yang berjumlah 500.000 orang, kebanyakan menetap di Irak utara, berbicara dialek Kurdi tapi mengikuti agama pra-Islam dan memiliki tradisi budaya sendiri. Mereka percaya pada Tuhan Sang Pencipta dan menghormati nabi-nabi penerima kitab Injil dan Al-Qur`an, terutama Nabi Ibrahima A.S., tapi inti penyembahan mereka adalah Malak Taus, pemimpin malaikat kuno, yang seringkali digambarkan sebagai burung merak. Sebagian pengikut agama lain mengenal malaikat itu sebagai Lucifer, atau Setan, sehingga menimbulkan dugaan umum bahwa suku Yazidi adalah penyembah iblis. Di Baghdad, dua bom mobil meledak di satu stasiun polisi dan menewaskan 16 orang serta melukai 95 orang lagi, kata beberapa pejabat keamanan. Bom tersebut meledak di stasiun polisi Al-Bayaa di sebelah barat-laut kota itu. Ledakannya menimbulkan lubang di jalan dan memporak-porandakan dua rumah warga sipil. Sebelas orang tewas dalam beberapa serangan lain, sembilan di antaranya di ibukota Irak. Polisi di Baghdad juga menemukan 11 mayat pria yang telah dibunuh dengan gaya hukuman-mati, kata beberapa pejabat keamanan. Pertumpahan darah yang terus berlangsung di ibukota Irak tersebut terjadi kendati lebih dari dua bulan penindasan keamanan yang melibatkan 80.000 prajurit Irak dan AS untuk berpatroli di jalan-jalan Baghdad. Perdana Menteri Nuri Al-Maliki, yang berada di Mesir dalam lawatan regional guna menghimpun dukungan bagi rencana keamanan itu, berkeras kerusuhan yang berlangsung terus adalah ulah Al-Qaeda dan bukan cerminan dendam masyarakat. "Irak bukan sedang menghadapi perang antar-aliran," kata Al-Maliki. "Apa yang sedang berlangsung ialah kegiatan oleh Al-Qaeda." Militer AS menyatakan gerilyawan menewaskan empat prajuritnya lagi di Baghdad dan sekitarnya, Sabtu, sehingga jumlah korban jiwa di pihak militer Amerika jadi 60 selama April saja, demikian AFP.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007