Pidie Jaya (ANTARA News) - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengajak para pengungsi mendoakan para korban yang meninggal dunia akibat gempa bumi yang melanda Aceh pada Rabu (7/12) pagi.
"Kita doakan mereka yang meninggal dunia semoga khusnul khotimah," kata Mensos di posko pengungsian di Masjid Al Istiqamah Rhieng, Meureudu, Pidie Jaya, Jumat.
Mensos memimpin doa dengan membaca Surat Al Fatihah diikuti oleh para pengungsi yang sebagian besar saat itu adalah perempuan dan anak-anak.
Kecamatan Meureudu merupakan wilayah terdampak gempa cukup parah. Jumlah pengungsi di kecamatan ini mencapai 4.000 orang. Di Masjid Rhieng yang dikunjungi Mensos, terdapat 1.100 pengungsi dari sejumlah desa yakni Desa Meuraksa, Desa Teupin Perahu, Desa Rhieng Blang, Desa Rhieng Krueng, dan Desa Rhieng Mancang.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Kamis (8/12) merilis data dampak gempa Kabupaten Pidie Jaya hingga Kamis pukul 06.00 WIB, di mana secara keseluruhan terdapat 102 orang meninggal dunia, 1 orang hilang, 136 orang luka berat, 616 orang luka ringan, dan 3.276 orang mengungsi.
Secara rinci, jumlah korban di Kabupaten Pidie Jaya yaitu 99 orang meninggal dunia (82 korban teridentifikasi), 128 orang luka berat, dan 489 orang luka ringan, 2.154 orang mengungsi di 11 titik di dua kecamatan (Meurah Dua dan Meureudu), dan 280 orang dirawat di empat rumah sakit (RS Sigil, RS Bireuen, RS Banda Aceh, dan RS Pidie Jaya).
Kemudian, jumlah korban di Kabupaten Bireuen yaitu 2 orang meninggal dunia, 8 orang luka berat, 127 orang luka ringan, dan 1.113 orang mengungsi di dua titik.
Lalu di Kabupaten Pidie tercatat satu orang meninggal dunia dan satu orang masih dinyatakan hilang.
Bagi korban meninggal, Kementerian Sosial menyerahkan Bantuan Santunan Kematian masing-masing sebesar Rp15 juta yang diterima oleh ahli waris. Kemensos sudah menyalurkan BSK kepada ahli waris dari 99 korban meninggal.
Sementara terdata 130 orang yang mengalami luka berat dan mereka mendapatkan santuan sebesar Rp 5 juta per orang. 2
Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016