Jakarta (ANTARA News) - Asisten pelatih tim nasional Myanmar Miroslav Jagatic meyakini anak-anak asuhnya akan semakin berkembang dan kuat dalam dua tahun ke depan.
Menurut Jagatic seperti dilansir Antara dari laman resmi Piala AFF di Jakarta, Jumat, pemain-pemain Myanmar yang masih berusia muda, dengan rerata umur sekitar 22 tahun, memiliki masa depan sepak bola yang cerah dan banyak kesempatan untuk menambah pengalaman.
"Kami bangga dengan pemain-pemain muda di tim, mereka adalah masa depan Myanmar. Jika mereka mendapatkan pengalaman, dalam dua tahun kami akan kembali dan tidak akan melakukan kesalahan yang sama," ujar Jagatic.
Kesalahan yang dimaksud Jagatic adalah kala tim "Malaikat Putih", julukan Myanmar, kalah dengan agregat 6-0 dari Thailand dalam semifinal Piala AFF 2016. Pada semifinal leg pertama, Myanmar kalah 0-2 di kandang dan di leg kedua mereka kalah 4-0.
Skor di leg kedua tersebut dianggap terlalu besar untuk Myanmar.
"Selamat untuk Thailand. Akan tetapi bagi kami skor tersebut terlalu besar. Kami sadar Thailand adalah tim kuat dan berbahaya di sepertiga akhir lapangan. Kami memiliki beberapa kesempatan mencetak gol tetapi ternyata tidak bisa. Sepak bola memang tidak selamanya adil," tutur Jagatic.
Dia melanjutkan, hasil di Piala AFF 2016 memang cukup mengecewakan bagi timnya karena mereka sudah mempersiapkan diri dengan matang dan mendapat dukungan dari rakyat Myanmar.
Namun, Myanmar merasa mereka tidak perlu terlalu larut dalam kekecewaan karena pencapaian semifinal Piala AFF membuktikan bahwa pemain-pemain muda mereka bisa bersaing di Asia Tenggara.
Tim yang dilatih Gerd Zeise ini menyertakan enam pemain yang terlibat dalam Piala Dunia U-20 tahun 2015. Pemain tertua mereka adalah Win Min Htut yang berusia 30 tahun dan penyerang Than Paing merupakan pemain termuda, berumur 19 tahun.
Pewarta: Michael S
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016