Jakarta (ANTARA News) - Penelitian terbaru menyatakan pria secara “dramatis” makan dalam porsi terlalu besar dalam situasi sosial karena mereka merasa itu membuatnya terlihat lebih maskulin.


Peneliti di Amerika Serikat (AS) menantang 20 pria dan wanita dengan tipe badan yang mirip untuk makan sayap ayam dalam kontes 30 menit, baik itu dengan atau tanpa penonton. Para peserta diiming-imingi medali bila mereka menang.


Bagian kedua dari studi yang diadakan Food Lab di Universitas Cornell melibatkan survei dari 93 siswa yang menilai kesan dari peserta lomba makan yang berdasarkan pada kesan pintar, daya tarik, sehat, kuat dan romantis yang mereka pancarkan.


Partisipan dalam studi ini makan sayap ayam empat kali lebih banyak dari rata-rata saat lomba makan, yakni 23 potong. Namun, saat mereka ditonton dan mendengar kata-kata penuh semangat, peserta pria makan 30,5 potong, sementara wanita makan 17 potong.


Setelah kompetisi berakhir, para peserta perempuan mengatakan mereka “sedikit malu”, sementara para pria mendeksripsikan kontes itu “keren” dan “seru”.


Dilansir Independent, para peneliti menyimpulkan, meski hadiahnya relatif tidak mahal, para pria relatif makan lebih banyak.


Hasil ini mendukung studi sebelumnya yang mengindikasi bahwa pria makan lebih banyak dalam situasi “di mana ada kesempatan untuk ‘menonjolkan diri’”.


Ini bisa mempengaruhi seberapa banyak, terutama pria muda, makan di pesta dan acara lain.


Brian Wansink, direktur Cornell’s Food and Brand Lab serta ketua peneliti, mengatakan bahwa pria menampilkan perilaku lebih ekstrem bila mereka merasa sedang ditonton orang lain, terutama pria heteroseksual di hadapan para wanita.

Penerjemah: Nanien Yuniar
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2016