Palu (ANTARA News) - Musisi balada kenamaan, Franky Sahilatua, mengatakan bahwa bermusik bertema alam baginya adalah "gawan bayi" atau pembawaan sejak lahir. "Sejak kecil saya selalu tertarik bermusik dengan tema alam dan lingkungan," kata Franky dalam jumpa pers dalam rangka memperingati Hari Bumi Internasional di Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng), Minggu. Pria kelahiran Surabaya pada 16 Agustus 1953 itu menuturkan, melindungi dan melestarikan alam adalah tanggung jawab semua umat manusia meski penyebab kerusakan alam adalah segelitir manusia saja. "Jadi, kerusakan alam Indonesia yang parah ini juga tanggung jawab kita semua supaya tidak menjadi lebih parah," kata pria bernama lengkap Franklin Hubert Sahilatua itu. Pencipta lagu "Kemesraan" itu juga mengatakan, keteledoran manusia mengelola alam merupakan sumber bencana yang selama terjadi hampir di seluruh wilayah Indonesia. "Kalau mereka tidak teledor niscaya alam kita akan asri dan dapat terus dinikmati sampai anak cucu kita," kata pelantun lagu "Perahu Retak" itu. Musisi yang sering mengkampanyekan perlindungan buruh itu, mencontohkan pembalakan liar serta pemanfaatan alam tanpa memperdulikan aspek keselamatan lingkungan merupakan penyebab utama bencana alam. "Banjir lumpur, tanah longsor, kebakaran hutan merupakan efek dari keserakahan manusia yang tidak memperhatikan keselamatan alam," katanya. Untuk itu, dia mengimbau kepada seluruh penduduk Indonesia untuk terus berjuang melestarikan alam. "Kita juga harus kritis terhadap kebijakan-kebijakan yang dinilai berdampak menimbulkan kerusakan alam," kata musisi yang merasa nyaman datang ke Kota Palu, ibukota Sulteng. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007