"Menurut catatan terbaru, sudah 10 laki-laki dan tiga perempuan yang meninggal sejak pekan lalu setelah mereka minum arak tercemar yang dijual di desa-desa mereka," kata Liv Bunsong, wakil kepala kepolisian distrik Teuk Phos, provinsi Kampong Chhnang, tempat insiden tersebut bermunculan.
"Para korban menunjukkan gejala yang sama: pusing, iritasi mata, mual, diare dan sulit bernapas," katanya.
Selain korban tewas, 75 orang juga dirawat di rumah-rumah sakit pada Kamis malam, kata Bunsong. "Beberapa di antara mereka masih dalam kondisi parah," ujarnya.
Ia mengatakan pengusaha pembuat arak beras di distrik itu sudah ditangkap. Contoh arak tercemar juga telah dikirimkan kepada badan keamanan makanan untuk diperiksa.
Pemeriksaan terhadap makanan jarang dilakukan di negara dengan aturan keamanan yang longgar itu.
Pada Desember tahun lalu, arak yang sudah tercemar menewaskan 19 orang dan menyebabkan 172 yang lain sakit di provinsi timur Kratie.
Hasil uji coba laboratorium menemukan fakta arak tercemar itu mengandung methanol sebesar 10,57 hingga 12 persen, jauh melebihi tingkat yang dianggap aman, yaitu 0,15 persen.
Arak beras merupakan minuman populer di daerah-daerah pedesaan di Kamboja karena harganya yang murah.
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016