Jakarta (ANTARA News) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana mengirim bantuan logistik dan peralatan untuk korban gempa Aceh dengan menggunakan pesawat Hercules TNI-AU dan pesawat kargo dari Lanud Halim Perdanakusuma.
"Pada Jumat (9/12) akan diterbangkan kembali bantuan logistik dan peralatan ke Aceh," Kepala BNPB Willem Rampangilei dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Kamis.
Dia mengatakan bantuan yang disalurkan senilai Rp3,5 miliar berupa tenda pengungsi 20 peti, genset 2.800 watt 30 unit, velbed 100 unit, tenda gulung 1.000 unit, lauk-pauk, tikar, peralatan dapur, selimut dan lainnya.
"Aktivasi posko telah dilakukan pada hari ini. Posko dipimpin oleh Wakil Bupati Pidie Jaya. Pendataan terus dilakukan oleh tim gabungan. Total jumlah pengungsi 11.142 jiwa. Mereka tersebar di rumah-rumah saudara atau kerabatnya dan di 28 titik pos pengungsian," kata dia.
Pendirian dan pemenuhan kebutuhan dasar bagi para pengungsi, kata dia, terus ditingkatkan dengan mendirikan pos dapur umum, pos kesehatan dan dukungan sanitasi.
BNPB terus mengkoordinir potensi nasional untuk membantu penanganan darurat bagi korban gempa bumi 6,5 SR di Aceh.
Terkait kebutuhan peralatan, kata dia, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat telah mengerahkan 4 tangki air, 70 hidran umum, 80 MCK mobile, alat berat (loader, stonebreaker dan eskavator) dan sebagainya. Kementerian PUPR juga akan melakukan audit bangunan fasilitas umum seperti sekolah dan tempat ibadah.
Data sementara terdapat 10.534 unit rumah rusak dengan 2.015 rumah di antaranya rusak berat, 85 rumah rusak sedang dan 8.434 rumah rusak ringan. Selain itu 105 ruko roboh, 19 ruko rusak berat dan 55 masjid rusak berat. Beberapa bangunan seperti kantor pemerintah, sekolah, mushola dan lainnya mengalami kerusakan.
Untuk bantuan korban, Kementerian Sosial akan memberikan santunan kepada korban meninggal Rp15 juta/orang dan luka berat maksimal Rp5 juta/orang. Korban luka dirujuk di beberapa rumah sakit di Banda Aceh, Sigli, Bireuen maupun rumah sakit lapangan.
Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016