Ia didampingi sejumlah pejabat dan menteri, di antaranya Menteri Kesehatan Nila Moeloek, Menteri PUPR Basuki Hadimoeljono, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki, Tim Komunikasi Presiden Ari Dwipayana, dan Plt Gubernur Aceh Soedarmo.
Presiden pada kesempatan itu mengatakan gempa yang terjadi pada Rabu (7/12) tersebut yang terkena dampaknya ada di tiga kabupaten, yakni Kabupaten Pidie, Kabupaten Pidie Jaya, dan Kabupaten Bireuen.
"Dan telah ditetapkan oleh Gubernur Aceh sebagai bencana di sini," katanya.
Sebelumnya Presiden memimpin rapat penanganan gempa di Hotel Hermes, Kota Banda Aceh.
Presiden Jokowi sekaligus mendapatkan laporan dari jajarannya yang telah terlebih dahulu tiba dan ditugaskan di Aceh untuk memantau langsung penanganan gempa di Kabupaten Pidie Jaya dan sekitarnya.
Teten Masduki yang ditugaskan Presiden ke Aceh pascagempa memulai laporannya kepada Presiden terkait dampak gempa di Pidie Jaya dan sekitarnya, yakni korban meninggal 102 orang, satu orang hilang, 136 luka berat, 616 luka ringan, dan 10.029 mengungsi tersebar di 28 penampungan di tiga kabupaten.
"Ada tiga tahap penanganan gempa, yakni tanggap darurat, pemulihan, dan rekonsiliasi," katanya.
Teten mengatakan saat ini pada masa tanggap darurat yang dilakukan meliputi penanganan korban meninggal, korban luka, dan menemukan korban yang hilang.
"Termasuk kebutuhan mendesak misal air, bahan makanan pokok," katanya.
Masa tanggap darurat sendiri ditetapkan sampai dengan 20 Desember 2016 dan ditetapkan sebagai bencana lokal meliputi tiga kabupaten, yakni Pidie, Pidie Jaya, dan Bireuen.
Pewarta: Hanni Sofia Soepardi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016