Pangkalpinang (ANTARA News) - Aspal Buton yang merupakan penganekaragaman usaha dari PT Timah (Persero) segera memasuki kembali pasar dalam beberapa waktu ini, setelah dalam manajemen baru PT Timah di bidang pengembangan usaha ditangani seorang direksi. Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) PT Timah, Abrun Abubakar, di Pangkalpinang, Minggu, menyatakan bahwa adanya direktur pengembangan usaha, maka penanganan perkembangan usaha diluar bisnis inti akan lebih fokus. Manajemen perusahaan telah menyelesaikan pilot projek di pusat metalurgi Timah Muntok dan kini aspal dalam bentuk ekstraksi itu siap masuk pasar. Pabrik ekstraksi aspal itu dibangun di Buton Sulawesi Tenggara. Aspal buton yang sebelumnya dijual dalam bentuk bahan baku hanya dihargai sebesar 250 dolar perton. Bila diolah di pabrik ekstraksi aspal harganya mencapai dua kali lipat. Selama ini aspal buton hanya digunakan untuk jalan kelas dua, dan di masa datang penggunaannya sudah bisa untuk aspal hotmix, jalan negara, landasan pacu pesawat bahkan untuk balap formula 1. PT. Timah yang sudah menggeluti bisnis aspal di Buton sejak lima tahun lalu, sebelumnya telah berusaha memoles aspal dari bentuk bahan baku, selanjutnya pengolahan aspal itu terus ditingkatkan hingga terwujudnya pembangunan pabrik ekstraksi aspal. Kebutuhan aspal Indonesia masih belum mampu dicukupi dari hasil produksi didalam negeri. Kebutuhan aspal didalam negeri sendiri sebesar 1,1 juta metrik ton pertahun, hanya setengahnya yang bisa diproduksi sendiri. Manajemen timah enggan menjelaskan investasi membuat pabrik ekstraksi aspal itu, begitu juga mitra yang diajak bekerjasama. Pabrik tersebut nantinya akan mampu memenuhi kebutuhan aspal hotmix didalam negeri. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007