Jerusalem (ANTARA News) - Israel menolak tawaran Presiden Pakistan, Pervez Musharraf, sebagai penengah dalam usaha-usaha perdamaian menghadapi Palestina, tetapi negeri Yahudi itu akan menyambut baik kunjungan Musharraf. "Satu dialog bilateral sedang dilakukan antara Israel dan Palestina. Dialog ini akan berlanjut tanpa bantuan para penengah," kata seorang pejabat di kantor Perdana Menteri (PM) Israel, Ehud Olmert, Ahad. Dalam pernyataan yang disiarkan di stasiun televisi Al Arabiya, Sabtu (21/4), Musharraf mengatakan bahwa dirinya bisa memainkan satu "peran penting", jika "disetujui sebagai penengah netral oleh semua pihak". Seperti halnya dengan sebagian besar negara-negara Muslim, Pakistan yang dekat dengan Amerika Serikat (AS) itu tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel, kendatipun para pejabat senior dari kedua negara telah bertemu pada berbagai kesempatan dalam tahun-tahun belakangan ini. Awal bulan ini, Olmert dan Presiden Palestina Mahmud Abbas memulai rangkaian perundingan membangun kepercayaan yang diperintahkan Washington . Tapi, Olmert mengatakan dialog itu tidak termasuk "masalah-masalah status akhir", seperti perbatasan dan masa depan Jerusalem dan para pengungsi Palestina. Israel menolak berurusan dengan pemerintah koalisi yang dibentuk Abbas pada Maret lalu dengan kelompok Hamas. Gerakan itu menolak Israel dan Barat menuntutnya untuk mengakui Israel, menghentikan aksi kekerasan dan menyetujui perjanjian-perjanjian perdamaian yang telah ditandatangani. Pejabat Israel itu, yang menolak disebut jatidirinya, mengatakan Musharraf "akan disambut dengan baik jika datang dan mengunjungi Israel, bertemu dengan para pemimpin Israel dan mendengar sikap-sikap mengenai berbagai masalah". Israel, kata pejabat itu "dengan senang hati akan mendengar sikapnya dan memajukan tingkat dialog dan hubungan antara Israel dan Pakistan", demikian AFP. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007