Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah dalam transaksi antar bank di Jakarta pada Rabu pagi menguat 44 poin menjadi Rp13.305 per dolar AS.
"Nilai tukar rupiah kembali menguat bersamaan dengan penguatan kurs di kawasan Asia terhadap dolar AS. Harga minyak mentah dunia yang sedang berada dalam tren penguatan masih menjadi pemicu utama selain sentimen positif dari domestik," kata ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta.
Aliran masuk dana asing yang masih cukup besar, terutama ke pasar obligasi, menurut dia, juga akan turut menjaga sentimen penguatan rupiah terhadap dolar AS hingga akhir tahun.
Meski penguatan rupiah masih terbuka, dia mengatakan, pengaruh faktor global seperti sentimen hasil pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) yang diperkirakan menaikkan suku bunga acuannya bisa menahan pergerakan rupiah.
Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada mengatakan risiko global dari kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat diharapkan sesuai proyeksi pasar sehingga dampaknya tidak besar terhadap nilai tukar rupiah ke depannya.
"Pelaku pasar cenderung sudah memfaktorkan risiko The Fed, diharapkan kenaikan suku bunganya tidak terlalu besar," katanya.
Meski rupiah masih berpeluang menguat, ia mengatakan, pelaku pasar sebaiknya tetap mencermati berbagai sentimen yang ada serta mewaspadai munculnya aksi jual maupun aksi borong dolar AS yang dapat berimbas pada pembalikan arah rupiah.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016