Jakarta (ANTARA News) - Musisi cilik Indonesia yang disebut luas oleh media massa Amerika Serikat sebagai anak ajaib, Joey Alexander, kembali dinominasikan mendapatkan Grammy pada 2017 untuk kategori "improvised jazz solo".
Tahun lalu dia dinominasikan pada dua kategori, masing-masing "improvised jazz solo" terbaik dan album instrumental jazz terbaik. Dia gagal mendapatkan Grammy dari kedua kategori itu, namun penampilannya di panggung Grammy telah menciptakan sensasi pada panggung musik dunia.
Alexander pernah berkata kepada NBC News pada 2014 bahwa dia adalah otodidak. Musisi jazz terkemuka Wynton Marsalis mengundang dia untuk manggung pada acara Jazz at Lincoln Center pada 2014 gara-gara menyaksikan videonya di YouTube.
Tahun lalu penampilannya pada ajang Grammy mengundang decak kagum, standing ovation, dan disebut NBC News telah menjadi sensasi pada ajang penghargaan musik paling bergengsi di dunia itu.
Menurut NBC News, Marsalis dan komunitas Jazz Amerika jugalah yang membantu Alexander dan orang tuanya mendapatkan visa dan pindah ke New York dari Jakarta.
Tahun lalu, pianis cilik nan brilian itu menjadi nomine Grammy paling muda dalam kategori Jazz. Kini, Alexander yang sekarang berusia 13 tahun kembali dinominasikan meraih Grammy pada kategori "improvised jazz solo".
Album pertama Alexander pada 2015 berjudul "My Favorite Things" sukses memasuki tangga lagu Billboard pada urutan 174, sehingga dia menjadi musisi Indonesia pertama yang masuk tangga lagu terkemuka dunia itu.
"My Favorite Things" masuk kembali pada tangga lagu itu pada Januari 2016, menempati posisi 59. Album barunya, "Countdown," telah dirilis September tahun ini.
Musisi Asia lainnya yang menjadi nomine Grammy 2017 adalah pemain selo Yo-Yo Ma yang sudah mengoleksi 16 Grammy. Kali ini dia mendapatkan dua nominasi berkat kolaborasinya dengan Silk Road Ensemble dan rapper Brandon Paak Anderson.
"I'll Sleep When I'm Dead," sebuah dokumentar tentang musisi Steve Aoki juga menjadi nomine Grammy untuk kategori film musik terbaik.
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2016