"Aplikasi ini merupakan platform yang menghubungkan antara pemodal, petani, serta pemilik lahan untuk bersama-sama mengembangkan hutan rakyat Indonesia," jelas Perwakilan Tim Mahasiswa UGM Muhammad Afrizal, saat ditemui di Kampus UGM, Yogyakarta, Selasa.
Menurut dia, selain mampu memberdayakan petani, aplikasi ini juga memberikan kemudahan bagi investor yang ingin menanamkan modalnya.
Lewat aplikasi ini, kata dia, pemodal tidak hanya dengan mudah dapat memilih petani, lokasi, dan jenis tanaman yang akan dibudiayakan, namun juga bisa mengetahui perkembangan tanaman atau pohon yang dibudidayakan secara real time setiap harinya, ucap dia.
"Aplikasi Little Tree dikembangkan berbasis Internet of Thing sehingga investor bisa setiap hari, real time memantau bisnisnya," jelas Afrizal.
Selain itu, lanjut Afrizal, melalui aplikasi tersebut juga investor dapat mengetahui tingkat kesuburan tanah di perkebunan, dan tingkat serapan gas karbondioksida (CO2) dari perkebunannya.
"Jadi investor tidak hanya membantu memberdayakan petani dan meraih keuntungan bisnis dari investasi pohon. Namun begitu, turut berkontribusi dalam menjaga lingkungan melalui pohon-pohon dalam menyerap CO2," terang dia lagi.
Ia menambahkan, budidaya pertanian dalam Little Tree adalah budidaya pohon buah-buahan, seperti alpukat, durian, dan pisang. Pemilihan pohon jenis ini ditujukan untuk meningkatkan luasan hutan rakyat.
"Investasi yang kita tawarkan adalah penanaman pohon buah-buhan sehingga yang diambil adalah buahnya, bukan pohonnya dengan harapan dapat membantu meningkatkan luas hutan rakyat di Indonesia," tutup dia.
Pewarta: RH Napitupulu
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016