Kuala Lumpur (ANTARA News) - Konsul Jendral RI (KJRI) Johor Bahru menerima penghargaan Gold Partner dari Bank Negara Malaysia yang diserahkan pada Appreciation Dinner 1st Anniversary Greenback 2.0 Project di Johor Bahru pada 5 Desember 2016.
"Penghargaan tersebut diberikan atas kerja sama dalam kampanye terkait dengan aktivitas Greenback 2.0 di kalangan para pekerja migran Indonesia di Johor," ujar Kepala Fungsi Pensosbud KJRI Johor Bahru, Dewi Lestari, Selasa.
Greenback 2.0 merupakan program Bank Dunia untuk mendorong penggunaan jalur pengiriman uang secara legal. Greenback 2.0 di Malaysia dimulai pada tahun 2015 dengan Johor Bahru sebagai champion city.
Penghargaan Gold Partner tersebut diserahkan oleh Assistant Governor Bank Negara Malaysia, Jessica Chew Cheng Lian bersama Global Lead for Payment and Market Infrasructure, World Bank Group, Massimo Cirasino kepada Pelaksana Fungsi Pensosbud KJRI Johor Bahru, Dewi Lestari, yang mewakili Konsul Jenderal RI Johor Bahru.
"Malaysia dengan lebih kurang dua juta pekerja asing memiliki kewajiban untuk memastikan bahwa hasil kerja mereka dapat sampai dengan aman kepada keluarganya di negara masing-masing sehingga dapat dipergunakan untuk membiaya keperluan sehari-hari, pendidikan serta untuk menjadi modal bagi menghasilkan pendapatan tambahan," kata Jessica Chew Cheng Lian.
Upaya yang dilakukan melalui program Greenback ini antara lain adalah mengurangi biaya pengiriman uang melalui intitusi pengiriman uang yang legal.
Dalam hal ini Bank Negara Malaysia telah berhasil mengurangi biaya hingga menjadi sebesar tiga persen lebih kecil dari target Bank Dunia yaitu sebesar lima persen.
Selain itu, melalui greenback project dilakukan upaya-upaya peningkatan kesadaran terutama di kalangan pekerja migran untuk menggunakan jalur pengiriman uang yang legal.
KJRI Johor Bahru sejak Januari 2016 telah berkolaborasi dengan Bank Negara Malaysia untuk melakukan sosialisasi di berbagai lokasi dan menghimbau para pekerja migran Indonesia untuk mengirimkan uang melalui institusi pengiriman uang yang resmi.
Dalam kegiatan-kegiatan tersebut, para pekerja migran diperkenalkan pula dengan berbagai institusi pengiriman uang yang memiliki izin dari Bank Negara Malaysia.
Selain Appreciation Dinner, rangkaian peringatan satu tahun Greenback Project juga diisi dengan Mini Forum yang menjadi sesi berbagai pengalaman dari stakeholders yang berpartisipasi pada kegiatan ini.
Dalam kesempatan tersebut, Pensosbud KJRI Johor Bahru menjadi salah satu panelis bersama dengan perwakilan dari Kamar Dagang dan Industri Tionghua Johor Bahru dan salah satu Ambassador Greenback 2.0 Project, Santosh Parajuli.
Dalam Mini Forum tersebut diungkapkan bahwa salah satu tantangan dalam mendorong penggunaan jalur pengiriman uang secara resmi adalah akses para pekerja migran terutama yang berada di ladang-ladang.
Untuk itu, penggunaan aplikasi yang berbasis ponsel pintar diharapkan dapat menjadi solusi karena berdasarkan survey awal yang dilakukan Bank Negara Malaysia, sekitar 70 persen dari pekerja migran merupakan pengguna ponsel pintar.
Pada tahun 2016, Greenback 2.0 juga di luncurkan di Lombok Timur, Indonesia dan merupakan yang pertama dilakukan di negara penerima remittance.
Program tersebut direncanakan menjadi program kembar dengan aktivitas Greenback di Johor Bahru terutama dengan banyaknya pekerja asal Lombok di berbagai lokasi di wilayah Johor.
Menurut data World Bank, Indonesia merupakan salah satu negara penerima remittance terbesar di kawasan Asia bersama antara lain Tiongkok, India, Filipina dan Vietnam.
Pewarta: Agus Setiawan
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2016