Bojonegoro (ANTARA News) - Genangan air luapan Bengawan Solo di daerah hilir Bojonegoro, Jawa Timur, Minggu petang memasuki siaga III-Kritis dengan ketinggian air pada papan duga mencapai 15,00 m. Tetapi, ketinggian air di Karangnongko Kecamatan Ngraho, sekira 70 km dari kota Bojonegoro ketinggian permukaan air sungai Bengawan Solo mulai turun yang pada Minggu pagi mencapai 29,44 m, dan siangnya turun lagi menjadi 28,60 m. "Meskipun di Karangnongko turun, tapi ancaman tambahan air banjir masih akan terjadi, karena daerah hulu mulai Solo, Sragen sekarang ini hujan deras, bahkan air di Waduk Gajahmungkur kini sudah penuh," kata Kepala Sub Dinas Hubungan Masyarakat dan Media Informasi Pemerintah Kabupaten (Kasubdin Humas Pemmkab) Bojonegoro, Jhony Nurhariyanto, Minggu. Oleh karena itulah, lanjut dia, Satuan pelaksana Penanggulangan Bencana dan Pengungsi (Satlak PBP) Pemkab Bojonegoro semakin meningkatkan kewaspadaan, karena sekarang ini kondisi air banjir di Bojonegoro makin meluas dan merata. Data yang diterima Pos Komando (Posko), banjir luapan sungai terpanjang di Jawa tersebut melanda 49 desa yang tersebar di 15 kecamatan di Kabupaten Bojonegoro, mulai bagian hulu di Kecamatan Margomulyo hingga daerah hilir di Kecamatan Baureno. Di daerah kawasan tersebut, tercatat ada 2.715 KK yang permukimannya tergenang air luapan sungai Bengawan Solo dengan ketinggian air berkisar 0,50 m. "Kondisi paling parah menimpa permukiman warga di Desa Ngelo dan Kalangan Kec. Margomulyo ada yang mencapai 1,5 m," ujar Kepala Dinas Infokom , Djindan Muhdin. Di dua desa itu, tercatat ada 20 KK yang sudah mulai mengungsi. Karena itulah, Posko dapur Umum juga kesehatan didirikan di Desa Ngelo. Sedangkan Desa Padangan Kec. Padangan tercatat ada 11 KK warga usia lanjut yang terpaksa diungsikan karena permukimannya terendam air banjir. Menurut Djindan, Pemkab Bojonegoro mulai kemarin, juga sekarang ini terus menyalurkan berbagai bantuan sembako kepada para korban banjir. Bantuan beras yang sudah disalurkan sekitar satu ton, mie 100 dos lebih, juga kecap dan pakaian pantas. "Petugas terus berkeliling menyalurkan bantuan sembako bagi warga korban banjir," tuturnya. Genangan banjir luapan sungai terpanjang di Jawa itu juga menerjang areal pertanian seluas 2.544 ha baik tanaman padi dan polowijo. Djindan Muhdin mengaku belum bisa menghitung jumlah pasti kerugian akibat meluapnya air sungai Bengawan Solo itu, dan dilaporkan tidak ada korban jiwa. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007