Washington (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) John Kerry pada Minggu (4/12) menuduh sayap kanan Israel sengaja menggagalkan upaya untuk memperantarai kesepakatan damai dengan Palestina.
Dalam istilah yang dingin tidak seperti biasanya, diplomat tinggi Washington itu memperingatkan bahwa pembangunan permukiman Israel memupuskan harapan akan tercapainya kesepakatan untuk memungkinkan kedua negara hidup berdampingan.
Di Forum Saban, pertemuan tahunan para pembuat kebijakan senior Israel dan AS, Kerry mengatakan beberapa anggota pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyampaikan pernyataan yang "sangat mengganggu."
"Dan lebih dari 50 persen dari menteri dalam pemerintahan saat ini sudah secara terbuka menyatakan bahwa mereka menentang negara Palestina dan bahwa tidak akan ada negara Palestina," katanya.
Pada hari itu, Netanyahu berpidato di forum tersebut melalui tautan video, berpendapat bahwa pembangunan permukiman Israel bukan halangan bagi perdamaian.
Israel siap melakukan pembicaraan tanpa prasyarat, katanya, mendesak pemerintah Arab mengakui negara Israel.
Namun Kerry menolak gagasan bahwa lebih banyak negara Arab akan mencapai kesepakatan damai dengan Israel tanpa ada kemajuan dalam kesepakatan dengan Palestina.
"Tidak akan ada kemajuan dan perdamaian terpisah dengan dunia Arab tanpa proses Palestina dan perdamaian Palestina," katanya.
"Semua orang harus memahaminya. Itu kenyataan yang sulit."
Menurut pandangan pemerintah AS, percepatan pembangunan Israel di tanah milik warga Palestina tidak hanya perintang perdamaian tapi merupakan upaya sengaja menurut Kerry.
"Saya tidak di sini untuk memberi tahu Anda bahwa permukiman itu adalah penyebab konflik, tidak, bukan itu," kata Kerry sebagaimana dikutip kantor berita AFP.
"Tapi saya juga tidak bisa menerima pendapat bahwa itu tidak mempengaruhi proses perdamaian, bahwa mereka bukan penghalang bagi kapasitas untuk mencapai perdamaian," katanya.
"Dan saya akan mengatakan mengapa saya tahu itu: karena kiri Israel memberi tahu semua orang mereka adalah penghalang bagi perdamaian dan kanan yang mendukungnya secara terbuka mendukungnya karena mereka tidak menginginkan perdamaian."
Namun dia menekankan bahwa Israel tetaplah teman baik Washington.
Sejak memimpin Departemen Luar Negeri pada Februari 2013, Kerry mengatakan bahwa dia sudah berbicara dengan Netanyahu dalam 375 kesempatan formal dan berdiskusi selama 130 jam lebih.
Pemerintahan Presiden Barack Obama, yang akan berakhir pada akhir bulan depan tanpa prospek untuk menghidupkan kembali proses perdamaian, sudah frustasi dengan perilaku pemerintahan Netanyahu.
Washington menentang semua upaya untuk menekan Israel melalui pemungutan suara di badan-badan Perserikatan Bangsa-Bangsa dan baru saja menandatangani pemberian dukungan militer 38 miliar dolar AS untuk 10 tahun bagi Israel, yang terbesar dalam sejarah AS.(mr)
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016