Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Perindustrian mengajukan Kawasan Industri Berau yang berdiri di lahan seluas 3.400 hektare di Kalimantan Timur, menjadi zona hijau pengembangan sawit (palm oil green economic zone/POGEZ).
Demikian disampaikan Dirjen Industri Agro Kementerian Perindustrian Panggah Susanto setelah mendampingi Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto bertemu Presiden Direktur PT Berau Nusantara Kawasan Industri (BNKI) Rauf Purnama.
"Kita memang ingin ada satu di Kaltim, tadinya Pupuk Kaltim (Bontang), tapi lahannya masih belum siap. Nah, di Berau itu sudah siap," kata Panggah di Jakarta, Kamis.
Ia menyampaikan, Kawasan Industri Berau memiliki fasilitas yang terbilang siap karena memiliki pelabuhan, ketersediaan air, listrik, serta adanya industri pulp dan kertas yang sudah beroperasi.
Sementara itu, lokasi yang ada di Kawasan Industri Bontang masih berupa lahan perhutanan, yang dinilai belum siap.
"Kalau melihat kondisinya, pengembangannya sepertinya masih lama. Jadi, Berau yang paling siap," ujar Panggah.
Pemerintah Indonesia dan Malaysia serius untuk mendorong pengembangan industri olahan kelapa sawit yang mampu meningkatkan nilai tambah produk dan ramah lingkungan. Apalagi, Indonesia dan Malaysia merupakan produsen kelapa sawit terbesar di dunia.
Untuk itu, Pemerintah Indonesia dan Malaysia menginisiasi kerja sama di bidang ekonomi melalui pembentukan lembaga persatuan negara penghasil minyak kelapa sawit (Council Palm Oil Producing Countries/CPOPC).
Lembaga ini akan fokus membuat standardisasi operasional industri sawit mulai dari hulu sampai hilir. Mulai dari membuat standar yang sama untuk seluruh produsen sawit baik standar di kebun maupun di industri pengolahannya, hingga pembinaan petani sawit, manajemen stok, dan pembangunan POGEZ.
Mengenai pembangunan POGEZ, kedua negara telah mengusulkan masing-masing tiga lokasi.
Pihak Indonesia menginginkan pengembangan di Kawasan Industri Dumai, Riau; Kawasan Industri Berau, Kalimantan Timur; dan Kawasan Industri Sei Mangkei, Sumatera Utara.
Sedangkan pihak Malaysia, di Lahad Datu, Bintulu, dan Tanjung Manis.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2016