Denpasar (ANTARA News) - Sebanyak 20 orang umat Hindu Indonesia dari Bali akan mengikuti perjalanan spiritual dalam kemasan paket wisata ke Kamboja pada Mei 2007. "Kunjungan ke luar negeri selama sebelas hari itu melihat dari dekat candi terbesar di kawasan Asia Tenggara yang masih kokoh hingga sekarang," kata Direktur Biro Perjalanan Wisata "Krisnanda Gita Jaya" Drs Gde Sara Sastra di Denpasar, Minggu. Ia mengatakan, candi warisan agama Hindu tertua di Asia itu kini menjadi obyek wisata yang cukup menarik di Kamboja. Paket wisata ke kamboja yang baru dirintis itu atas desakan sejumlah umat Hindu di Tanah Air yang ingin mengunjungi candi terbesar tersebut. "Mudah-mudahan setelah keberangkatan rombongan pertama dari Bali, segera disusul keberangkatan tahap berikutnya, karena minat masyarakat berwisata ke luar negeri mulai tumbuh," harap Sara Sastra. Sedangkan paket perjalanan spritual ke India dan Nepal dalam setahun memberangkatkan enam-tujuh kali rombongan, masing-masing beranggotakan 15-20 orang. Sara Sastra menjelaskan, perjalanan suci dengan kemasan wisata akan dilakukan tiga kali berturut-turut pada bulan September, Oktober dan Nopember 2007, dengan peserta yang sudah tercatat masing-masing 15 orang. Kegiatan "tirtayatra" ke luar negeri akan mengunjungi sejumlah obyek wisata antara lain Pura atau candi umat Hindu yang ada di India dan Nepal. Di India mereka akan mengunjungi Sungai Gangga, sungai yang disucikan dan dikeramatkan umat Hindu di negara tersebut, ujar Sara Sastra. Ia menjelaskan, air Sungai Gangga berasal dari salju (gletser) dan tidak pernah kering dimusim kemarau. Sepanjang alur sungai itu sangat dijaga kelestariannya oleh masyarakat lokal maupun wisatawan yang berkunjung ke sana. Oleh sebab itu, rombongan Tirtayatra sebelum berangkat ke India diberikan penjelasan dan pembekalan mengenai larangan serta hal-hal lain yang patut dipatuhi selama berada di India dan Nepal. Sara Sastra menjelaskan, pihaknya selama tahun 2006 juga menangani sekitar 170 orang dalam delapan kali perjalanan ke luar negeri, meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya 125 orang. Rintisan menjual paket wisata ke India dan tiga negara lainnya dilakukan sejak 15 tahun silam atas dorongan mantan Dubes Indonesia untuk India, Prof Doktor Ida Bagus Mantra (almarhum) dan Doktor I Made Titib, dosen Institut Hindu Dharma (IHD) Negeri Denpasar yang kala itu tugas belajar di India. Selain itu juga dilandasi atas ketertarikannya terhadap berbagai informasi mengenai India, khususnya Sungai Gangga, yang belum banyak diketahui secara pasti oleh masyarakat Hindu di Nusantara. Sara Sastra yang juga dosen Universitas Hindu Indonesia (UNHI) Denpasar yang memiliki latarbelakang sebagai pramuwisata (gaide) memantapkan rencana tersebut dengan menghubungi beberapa rekannya yang sedang melanjutkan jenjang pendidikan strata dua (S-2) dan S-3 di India. Gagasan itu akhirnya terealisasi sejak pertengahan Pebruari 1993, dengan pemberangkatan perdana sebanyak 27 orang dan jumlah itu terus bertambah hingga kini tidak kurang dari 170 orang setiap tahunnya, demikian Sara Sastra. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007