Depok (ANTARA News) - Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso kembali menegaskan warga DKI Jakarta yang menolak fogging di rumah untuk menanggulangi Kejadian Luar Biasa (KLB) demam berdarah dengue (DBD) di ibukota, hendaknya keluar dari Pulau Jawa. "Itu bukan warga negara yang baik, tapi warga yang "geblek", lebih baik mereka itu pindah saja dari Pulau Jawa," kata Sutiyoso di sela-sela acara Penanaman 1.000 pohon di Hutan Kota UI untuk memperingati Hari Air Sedunia XV, di Depok, Minggu siang. Ia mengatakan warga tersebut hanya memikirkan dirinya sendiri tanpa memperhatikan tetangga dan lingkungannya. "Kalau tidak mau di fogging dan tetangganya kena DBD nanti siapa yang disalahkan," katanya. Sutiyoso mengharapkan semua warga DKI menyadari pentingnya fogging, sehingga penyebaran nyamuk aedes aegypty bisa dikurangi dan serangan penyakit DBD akan semakin berkurang. Meski demikian, Gubernur mengingatkan bila hendak masuk ke setiap rumah warga, petugas yang terdiri atas aparat perlindungan masyarakat (linmas), petugas puskesmas dan masyarakat terlatih fogging, meminta izin dengan sopan kepada warga. Seperti diketahui Gubernur Sutiyoso telah mengeluarkan instruksi kepada pengelola perkantoran, rumah ibadah, sekolah dan tempat umum untuk melakukan PSN dan kegiatan menguras, mengubur dan menutup (3M). Instruksi tersebut dikeluarkan setelah melihat peran serta masyarakat yang dinilai tidak antusias dalam penanggulangan demam berdarah melalui pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan kegiatan menguras, mengubur dan menutup (3M). "Itu karena kesadaran masyarakat masih kurang. Jadi instruksi itu untuk menyadarkan masyarakat," tegasnya. Sebagai tindaklanjut dari penetapan kejadian luar biasa (KLB) DBD pada tiga pekan lalu, Pemprov DKI Jakarta melakukan pengasapan fokus serentak di 3.291 titik pada 258 kelurahan yang ada di Jakarta dengan total luas 13.164 hektar atau 60 persen wilayah DKI. Dari 258 kelurahan tersebut, 135 di antaranya berkategori kelurahan status 'merah' untuk demam berdarah dan 123 berkategori 'kuning.' Setiap titik fokus akan diasap oleh dua tim yang terdiri dari masing-masing satu kepala regu dan enam petugas penyemprotan. (*)
Copyright © ANTARA 2007