Jakarta (ANTARA News) - Ibunda Partahi Mamora Halomoan Lumbantoruan, Margaretha Fransisca Sugiarti, histeris dan tidak kuasa menahan tangis saat peti jenazah putra kesayangannya yang menjadi korban penembakan di Virginia Tech University (16/4) lalu dibuka. "Mora, ini mamamu, Mora. Anakku istirahatlah selamanya dengan baik," kata Sugiarti sambil berlinang air mata di sisi peti jenazah Mora yang disemayamkan di Aula Serba Guna Kaum Jatinegara, dekat tempat tinggalnya di Kompleks Mako Akabri No 8, Kelurahan Jatinegara Kaum, Jakarta Timur, Minggu. Perempuan itu menciumi jenazah putra tirinya yang mengenakan jas warna hitam. Ia meletakkan salib kecil di dada Partahi yang terbujur kaku. Wajah almarhum tampak lebam memerah di pipi kiri dan kanan. Berkali-kali Sugiarti menyebut nama Tuhan Yesus dan berusaha untuk tegar. "Terima kasih Tuhan Yesus. Terimalah anak kami di sisi-Mu," doanya yang kemudian diamini seluruh kerabat Lumbantoruan dan Panjaitan yang berada di samping kiri dan kanan peti jenazah. Ayah Partahi, Tohom Lumbantoruan, tempak lebih tegar dan sesekali menepuk punggung istrinya yang terguncang atas kematian putra kesayangan mereka. Menurut rencana, jenazah akan dimakamkan di Pemakaman Menteng Pulo, Jakarta Selatan, pada Senin 23 April 2007 sekitar pukul 14.00 WIB. Hingga satu jam setelah peti jenazah diserah terimakan dari pihak Departemen Luar Negeri RI kepada keluarga, peti Mora belum juga dibuka karena sebelumnya pihak keluarga keberatan pers mengambil gambar jenazah Mora. Bahkan, kunci peti jenazah sempat dikabarkan hilang dan tertinggal sehingga kemungkinan tidak dapat dibuka. Namun, Kepala Bidang Protokoler dan Konjen KBRI di Washington DC, Amerika Serikat, Teguh Wardoyo, segera menginformasikan bahwa kunci peti jenazah terletak di lubang peti bagian bawah. Hingga berita diturunkan, ratusan pelayat dan warga sekitar memadati komplek Mako Akabri untuk turut menyaksikan jenazah Partahi yang saat ini telah berselimutkan kain ulos. (*)
Copyright © ANTARA 2007