Timika, Papua (ANTARA News) - Setelah melalui perdebatan selama empat hari sejak Rabu (18/4), manajemen PT Freeport Indonesia (PTFI) bersama Badan Pengurus Tongoi Papua, di Kuala Kencana, Timika, Kabupaten Mimika, Sabtu (21/4) malam sekitar pukul 22.15 WIT, mencapai kata sepakat untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan (basic salary) dan pemberdayaan karyawan asli Papua. Kesepakatan itu ditandatangani President Direktur & CEO PTFI, Armando Mahler dan Ketua Umum Badan Pengurus Tongoi Papua, Frans Pigome, disaksikan Penjabat Bupati Mimika ,Atanasius Allo Rafra SH, Ketua dan Ketua DPRD Mimika, Drs Yosep Yopi Kilangin dan juga dihadiri Kepala Dinas Permukiman dan Tenaga Kerja Mimika, Demianus Enock ST MM. Sebelumnya Badan Pengurus Tongoi Papua sempat ngotot untuk menggelar dialog jarak jauh (teleconference call) dengan pemegang saham terbesar Freeport Mc Moran, James Moffett yang berkedudukan di New Orleans, Amerika Serikat, lantaran menilai pihak manajemen PTFI tidak serius menanggapi tuntutan Tongoi Papua. Salah satu hal krusial yang menjadi kesepakatan Tongoi Papua dan manajemen PTFI yaitu peningkatan gaji pokok (basic salary) karyawan dengan gaji pokok terendah untuk grade F-1 Rp 3,1-3,6 juta akan menjadi dasar untuk dibahas dalam perundingan Perjanjian Kerja Bersama (PKB). Selama ini gaji pokok karyawan PTFI pada tingkatan grade F-1 hanya sebesar Rp 1,6 juta. Juru Bicara PTFI, Mindo Pangaribuan, kepada ANTARA di Timika, Sabtu malam, mengatakan penandatanganan kesepakatan berlangsung secara kekeluargaan dalam suasana penuh kebahagiaan antara semua pihak yang hadir dan mengikuti diskusi tersebut selama empat hari terakhir. "PT Freeport Indonesia dan Tongoi Papua telah berhasil menyelesaikan serangkaian diskusi yang difasilitasi oleh DPRD Mimika. Tongoi Papua menyetujui menyalurkan aspirasi mereka melalui serikat pekerja yang sah, SPSI, pada perundingan Perjanjian Kerja Bersama (PKB) yang sedang berlangsung, termasuk suatu kerangka kerja mengenai upah minimum yang telah disetujui," papar Pangaribuan. Menurut Pangaribuan, kedua belah pihak juga telah sepakat untuk melakukan suatu kajian kelayakan (feasibility study) untuk membentuk Departemen Urusan Papua (Papuan Affairs Department) dan juga secara konsisten menerapkan Pedoman Hubungan Industrial sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Menyusul terjadinya kesepakatan Sabtu malam, ujar Pangaribuan, Tongoi Papua akan menghentikan aksi mogok dan ribuan karyawan PTFI yang turun ke Timika sejak Rabu akan segera kembali bekerja seperti semula, dimana hal ini akan membuat Grasberg beroperasi secara normal kembali. Ia menambahkan, PTFI tetap berpegang pada komitmennya untuk senantiasa memajukan karyawan asli Papua, termasuk meningkatkan jumlah karyawan asli Papua yang menempati jabatan senior di lingkungan perusahaan. "Perusahaan tengah menerapkan dua buah program Pengembangan Tenaga Kerja bagi warga asli Papua, yaitu Program Pengembangan Sarjana Baru dan Program Magang bertempat di Institut Pertambangan Nemangkawi. Kedua program terfokus pada seleksi dan pengembangan tenaga kerja asli Papua yang memiliki potensi dan keterampilan untuk berhasil dalam menempuh pekerjaan keahlian," papar Pangaribuan. Sementara itu Penjabat Bupati Mimika, Atanasius Allo Rafra SH, mengemukakan ini adalah suatu yang luar biasa dimana bapak dan anak berhasil mencapai kesepakatan yang membahagiakan kedua belah pihak. Harus disadari semuanya bahwa kelangsungan operasi PT Freeport Indonesia adalah hal yang utama, sehingga seusai penandatanganan ini saya berharap semua karyawan kembali bekerja dengan baik seperti biasanya. Apa yang terjadi dalam empat hari terakhir, kata Rafra, membuktikan bahwa PTFI sangat dicintai dan dibutuhkan oleh masyarakat Papua, terutama masyarakat di Kabupaten Mimika. "Saya bersyukur karena demonstrasi yang dilakukan berlangsung secara damai. Pengrusakan yang pernah terjadi di kantor PT Freeport Indonesia oleh beberapa orang di waktu lalu adalah bentuk dari ketidakpahaman mereka terhadap arti pentingnya PT Freeport Indonesia bagi rakyat Papua," kata Rafra. Menurut informasi yang dihimpun ANTARA, pada Senin pagi sekitar pukul 07.00 WIT ribuan karyawan perusahaan itu akan kembali bergerak menuju areal pertambangan di Grasberg Tembagapura dan sebagian lagi menuju Pelabuhan Portsite, tempat pengapalan konsentrat PTFI. (*)

Copyright © ANTARA 2007