"Sejak 2014 ini, bisnis penjualan oleh-oleh bergerak ke arah positif, ada peningkatan terutama disisi penjualan," kata Marketing Komunikasi Toko Roti Jumbo (Jumpa Bogor), Boby Syaputa, saat ditemui Antara di Bogor, Sabtu.
Ia mengatakan, ada peningkatan omset dan penjualan sejak tahun 2014 yakni sebesar 15 persen. Berbeda dengan tahun 2013, peningkatan hanya 7 persen.
"Pembenahan yang dilakukan Pemerintah Kota Bogor, merapikan Bogor, membangun taman-taman, kini ada ikon baru Tepas Salapan Lawang, jadikan Bogor sebagai tujuan wisatawan," katanya.
Menurutnya, penjualan oleh-oleh setiap hari selalu dikunjungi oleh pembeli, terlebih di akhir pekan, pembelian jauh meningkat dari hari biasanya.
"Hari ini saja, kami kehabisan stok lapis talas Bogor, diborong tiga rombongan truk dari TNI," katanya.
Boby mengatakan, satu sisi wajah Kota Bogor semakin berubah ke arah lebih baik dengan banyaknya taman, pembangunan trotoar sekeliling Kebun Raya, serta ikon baru Tepas Salapan Lawang.
"Bogor jadi semakin menarik, tapi kemacetannya masih menjadi persoalan, hingga Bogor dijuluki kota termacet nomor dua di dunia," katanya.
Sekretaris Daerah Kota Bogor Ade Sarip Hidayat mengatakan, setiap tahun jumlah kunjungan wisatawan ke Kota Bogor terus meningkat. Tahun 2016 tercatat 4.523 wisatawan domestik dan 2.228 wisatawan asing.
Menurut Ade, agar sektor pariwisata terus menyumbang pendapatan asli daerah (PDA) terbesar, perlu didukung dengan sumber daya manusia yang lebih baik.
"Pemkot Bogor memiliki mimpi melalui pariwisata untuk mendatangkan sebanyak-banyaknya pengunjung, sehingga menghasilkan sesuatu untuk kepentingan pembangunan," katanya.
Pewarta: Laily Rahmawati
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016