New York (ANTARA News) - Perempuan kecil mungil, Trie Edi Mulyani (51), itulah Konsulat Jenderal RI yang baru untuk New York.
Trie, yang akrab dipanggil Niniek, mulai bertugas di New York terhitung 14 Maret 2007 dan merupakan perempuan pertama yang menjabat sebagai kepala perwakilan perempuan RI pertama untuk New York.
Sebagai Konjen New York, wilayah tugas Niniek mencakup 15 wilayah negara bagian, yaitu Connecticut, Delaware, Maryland, Maine, Massachusetts, New Hampshire, New Jersey, New York, North Carolina, Pennsylvania, Rhode Island, South Caroline, Vermont, Virginia dan West Virginia.
Tugas utama Trie tidak berbeda dengan para kepala perwakilan RI lainnya, yaitu meningkatkan promosi tentang Indonesia, menarik investor asing, serta memberikan perlindungan kepada warga negara Indonesia.
Untuk menjalankan tugas-tugas itu, Niniek mengaku bahwa sebagai perempuan, ia sama sekali tidak mengalami kesulitan, apalagi di era seperti sekarang perempuan banyak menjalankan peran yang serupa dengan laki-laki.
"Tantangan terbesar adalah justru menjadi kepala perwakilan itu sendiri," ujarnya.
Bagaimana tidak, di 15 negara bagian yang menjadi wilayah tanggung jawabnya, terdapat sekitar 13.000 warga negara Indonesia, tapi sekitar 75% di antaranya `overstay` alias tidak lagi memiliki ijin tinggal di AS.
"Ini yang membuat saya was-was dan sedih. Karena itu, saya harus banyak berhubungan dengan pihak otoritas, pemerintah dan kantor imigrasi setempat untuk menangani masalah ini," kata Trie.
Tantangan lain yang dihadapinya adalah mempertahankan kerukunan di antara masyarakat Indonesia yang terdiri dari berbagai latar belakang agama, suku dan kepentingan.
"Saya ingin agar masyarakat di sini tidak sampai terkotak-kotak dan ada yang merasa lebih eksklusif dibandingkan yang lainnya. Dengan niat baik dan kebersamaan, harmonisasi inilah yang harus saya dan staf usahakan untuk tetap terpelihara," harapnya.
New York sama sekali bukan kota yang asing bagi Trie karena sebagai diplomat junior, ia sebelumnya pernah bertugas di Perwakilan Tetap RI untuk PBB di New York pada 1988 hingga 1992.
Setelah itu, penempatannya di luar negeri mencakup Kedubes RI di Paris, Perancis (1996-1998) dan KBRI di Budapes, Hungaria (1998-2000).
Di Departemen Luar Negeri-Jakarta, Trie pernah mejadi sebagai Auditor Ahli Madya di Inspektorat Jenderal-Deplu.
Nyaris Tewas
Jabatan terakhir yang diduduki Trie sebelum menjadi Konjen-New York adalah Inspektur Wilayah II (Eropa) pada Itjen-Deplu.
Masa-masa jabatannya di inspektorat tersebut otomatis membuat dirinya terbiasa berkecimpung dengan tugas-tugas menghindarkan praktek-praktek kotor, seperti pungutan liar dan korupsi, di lingkungan Deplu RI, termasuk perwakilan-perwakilan RI di luar negeri.
"Dengan sendirinya, saya banyak sekali menangani hah-hal yang berhubungan dengan itu, terutama belakangan ini karena banyak terjadi pungli yang dilakukan oleh teman-teman dari Imigrasi," ujarnya.
Ia tercatat pernah memiliki andil menguak praktek pungli di sejumlah perwakilan RI di luar negeri, termasuk di Tokyo (Jepang)_, Guangzhou (China), serta Kuala Lumpur, Penang dan Johor Bahru di Malaysia.
Karena pengalamannya itu, Trie baru-baru ini dijadikan saksi ahli oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk kasus pungli di Johor Bahru.
Bergelut dengan upaya-upaya menguak praktek kotor disadari perempuan dengan dua anak tersebut mengandung banyak risiko, termasuk teror-teror melalui telpon.
"Sering sekali saya terima teror lewat telpon. Mereka memang tidak menampakkan diri atau datang secara fisik. Tetapi yang terakhir dan agak berat adalah mereka melakukan tindakan yang membuat saya hampir meninggal," kata Niniek tanpa merinci tindakan yang dimaksud.
"Saya tidak tahu siapa pelakunya, saya serahkan saja kepada Yang Di Atas, dan tentunya kepada yang berwajib," tambahnya.
Keluarga, yaitu sang suami dan kedua puteranya Heraldy dan Raditya, disebutnya sebagai anugerah Tuhan yang selalu membuat dirinya kuat dalam menjalakankan tugas.
Suami Trie, Sadmojo Bambang Wiroretno, SH, sama-sama bekerja di Deplu.
"Alhamdulillah, suami sangat mendukung. Dia mengatakan, `Oke Niek, kamu sekarang menjadi Konjen, saya mendukung sepenuhnya," kata Trie. (*)
Copyright © ANTARA 2007