Mogadishu (ANTARA News) - Serangan granat melanda Mogadishu, Sabtu, menewaskan sedikitnya 73 orang, sehingga jumlah korban tewas mencapai ratusan orang akibat pertempuran pekan ini antara milisi Islam dan tentara sekutu Somalia dan Ethiopia.
Perang yang meluas itu juga telah membuat lebih dari 321.000 warga -- hampir sepertiga dari seluruh penduduk Mogadishu -- lari dalam gerakan pengungsi terbesar di Somalia sejak jatuhnya diktator Mohamed Siad Barre 1991 yang mengantar 16 tahun anarki.
Bahkan menurut standar Somalia, pembunuhan besar-besaran Sabtu itu mengejutkan.
"Saya menghitung 20 orang tewas di jalan dan trotoar. Beberapa kehilangan kepala, yang lain sangat rusak sehingga anda tidak dapat mengatakan apakan mereka itu laki-laki atau wanita," warga Suleman Mohammed mengatakan kepada Reuters dari daerah pasar Al Barakah tempat lebih dari tujuh granat mendarat.
Warga dan staf medis menyatakan sedikitnya 73 orang tewas akibat penggeranatan dan bakutembak tak putus-putusnya di kota itu Sabtu, dan menambahkan pada kira-kira 131 korban dari kekerasan tiga hari sebelumnya.
Korban tewas terakhir pekan ini akan bertambah dan mungkin mendekati 1.000 korban akibat pertempuran sengit empat hari yang sama pada akhir Maret. Kebanyakan korban adalah warga sipil.
Gerakan Islam itu telah memerintah sebagian besar dari Somalia selatan selama separuh kedua 2006, sebelum dikalahkan dalam peang singkat pada tahun baru. Namun pejuang Islam itu -- yang didukung oleh beberapa elemen marga Hawiya yang tidak puas -- telah menyusun diri kembali untuk meningkatkan serangan terhadap pemerintah Presiden Abdullahi Yusuf dan pendukung Ethiopia-nya.
"Ada banyak orang tewas. Saya sedang membawa mayat dua anggota keluarga ke dalam mobil saya sekarang," kata seorang warga yang bingung, yang minta tidak disebutkan namanya.
Warga lainnya, Abdi Mohammad, mengatakan: "Enam granat menghantam lingkungan permukiman saya. Satu menghantam rumah tetangga kami yang menewaskan lima dari enam anggota keluarga yang tinggal di tempat itu. Anak laki-laki saya yang berusia tujuh tahun dan temannya terluka". (*)
Copyright © ANTARA 2007