Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah dalam transaksi antarbank di Jakarta, Jumat pagi, bergerak menguat 34 poin menjadi Rp13.504 per dolar AS.
Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta mengatakan rupiah menguat saat pelaku pasar fokus memantau aksi damai doa bersama, yang diharapkan berlangsung kondusif agar rupiah terjaga.
"Situasi yang kondusif bisa menambah sentimen positif pada rupiah walaupun kekhawatiran mungkin masih ada di sebagian pelaku pasar," katanya.
Di sisi lain, dia menjelaskan, harga minyak mentah dunia yang stabil di level psikologis 50 dolar AS turut mendukung penguatan rupiah.
Harga minyak mentah jenis WTI pagi ini 50,92 dolar AS per barel sementara Brent Crude harganya 53,64 dolar AS per barel.
Dari eksternal, dia melanjutkan, kekhawatiran pasar terhadap hasil referendum Italia hari Minggu mendatang mendorong imbal hasil obligasi pemerintahnya ke atas dua persen, juga berdampak negatif terhadap dolar AS.
Pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara, Rully Nova, mengatakan inflasi November 2016 yang masih terjaga di level rendah juga menjadi sentimen positif bagi mata uang domestik.
"Inflasi yang stabil merupakan salah satu gambaran keberhasilan pemerintah dalam melaksanakan kebijakan-kebijakan yang telah dikeluarkan," katanya.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi pada November 2016 mencapai 0,47 persen, dan inflasi Januari-November 2016 sampai 2,59 persen.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016