Washington (ANTARA News) - Pemerintahan Bush, Jumat, mengumumkan apa yang akan disebut sebagai pernyataan resmi pertama penjualan peralatan militer ke Israel sejak selesainya konflik bersenjata Israel dengan Hisbullah di Lebanon 2006. Dalam pemberitahuan kepada Kongres, Badan Kerjasama Pertahanan dan Keamanan Pentagon mengemukakan Israel telah memesan hingga 3.500 bom jenis MK-84 "serbaguna" ditambah cadangan maupun onderdilnya, serta bantuan teknis pemerintah AS senilai 65 juta dolar jika seluruhnya disetujui. "General Dynamics Corp." akan menjadi kontraktor utama, lapor Reuters. Pemberitahuan kepada Kongres merupakan suatu keharusan berdasarkan undang-undang untuk penjualan senjata hingga jumlah tertentu dan Kongres dapat membatalkan proposal tersebut. "Strategisnya posisi Israel menjadikan mereka istimewa bagi kepentingan-kepentingan AS di seluruh pelosok Timur Tengah," ungkap pemberitahuan itu. Disebutkan pula, kebijakan AS selama ini adalah mempromosikan perdamaian di Timur Tengah, mendukung janji Israel untuk berdamai dengan Arab, memantapkan stabilitas regional dan meningkatkan kesiapan dan swasembada Israel. "Adalah sesuatu yang perlu demi kepentingan-kepentingan nasional AS untuk membantu Israel membangun dan memelihara kemampuan bela diri yang kuat dan siap sedia," tulis Pentagon. Pemberitahuan terakhir usulan penjualan ke Israel diumumkan pada 14 Juli 2006, dua hari setelah awal perang Lebanon. Saat itu penjualan meliputi bahan bakar jet jenis JP-8 seharga 210 juta dolar. Pada 29 Januari Departemen Luar Negeri AS menyebut Israel "kemungkinan" melanggar persetujuan dengan Washington, karena menggunakan bom tandan buatan AS terhadap Hisbullah di Lebanon. Suatu penyelidikan dilakukan pihak AS setelah adanya laporan bahwa tiga jenis amunisi tandan asal AS ditemukan di Lebanon selatan dan menjadi penyebab tewasnya warga sipil. Israel berdalih penggunaan bom itu masih sejalan hukum internasional.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007