"Kami pastikan pesawat itu tidak punya bahan bakar saat tumbukan," kata Freddy Bonilla, sekretaris keselamatan udara Kolombia seperti dikutip Wall Street Journal.
Sementara itu para penyelidik kecelakaan udara mengaku sedang menginvestigasi alasan mengapa pesawat jarak pendek digunakan untuk penerbangan transbenua.
Jarak antara dua bandara yang diterbangi pesawat Avro RJ85 milik maskapai Bolivia yang jatuh di Kolombia itu, menurut situs Great Circle Mapper, adalah 2.930 kilometer. Sedangkan jarak maksimum yang boleh diterbangi sebuah pesawat Avro RJ85 dengan kondisi tangki bahan bakar diisi penuh adalah 2.964 km.
Para pakar penerbangan mengatakan konsumsi bahan bakar dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk angin dan berat bawaan yang diangkut pesawat.
Bonilla dan kepala otoritas penerbangan sipil Kolombia, Alfredo Bocanegra, menyatakan dari rencana penerbangan pesawat naas yang disetujui otoritas penerbangan itu adalah penerbangan langsung dan tidak memasukkan penerbangan transit untuk berhenti mengisi bahan bakar, demikian laman Wall Street Journal.
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2016