Sementara kelompok 45 saham unggulan atau LQ45 bergerak naik 12,44 poin (1,45 persen) menjadi 869,69.
Analis Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya di Jakarta, mengatakan laju inflasi November 2016 yang relatif stabil menjadi salah satu faktor yang menopang indeks BEI untuk kembali bergerak di area positif.
"Inflasi yang relatif terjaga di level rendah direspons positif pasar sehingga menopang IHSG, hal ini tentunya tidak terlepas dari peranan pemerintah dalam menjaga kondisi perekonomian tetap stabil dan terkendali," katanya.
Badan pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi pada November 2016 mencapai 0,47 persen, inflasi Januari-November 2016 mencapai 2,59 persen dan inflasi tahun ke tahun (yoy) 3,58 persen.
Menurut dia, kenaikan indeks BEI pada Kamis ini (1/12) akan menggeser pola pergerakan saham-saham di dalam negeri yang sebelumnya cenderung melemah masuk ke area konsolidasi menguat.
"Potensi kenaikan kembali membesar jika IHSG mampu menembus level psikologis pada akhir pekan besok (Jumat, 2/12) di level 5.291 poin," katanya.
Analis NH Korindo Securities Raphon Prima menambahkan, pergerakan IHSG dipengaruhi rally penguatan harga minyak dunia seiring adanya kesepakatan pengurangan produksi oleh Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak Bumi (OPEC) sebesar 1,2 juta barel.
"Sentimen itu memicu penguatan sektor pertambangan serta aneka industri," katanya.
Ia menambahkan, IHSG juga mendapat sentimen positif dari kenaikan data manufacturing PMI Indonesia di November menjadi 49.7 dari 48.7 dari bulan sebelumnya.
Sementara itu tercatat frekuensi perdagangan saham di pasar reguler BEI mencapai 342.162 kali transaksi dengan total jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 15,102 miliar lembar saham senilai Rp7,467 triliun.
Bursa regional, di antaranya Indeks Hang Seng menguat 82,61 poin (0,36 persen) ke 22.872,38, indeks Nikkei naik 204,64 poin (1,12 persen) ke 18.513,12, dan Straits Times menguat 23,41 poin (0,81 persen) posisi 2.928,58.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2016