Saat ini masih saja banyak orang yang merasa bahwa hidup dengan mayoritas umat yang banyak itu adalah sesutau yang luar biasa, seakan-akan mayoritas itu adalah simbol kebenaran."
Kupang (ANTARA News) - Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) KH Ahmad Hasyim Muzadi mengharapkan agar kesombongan mayoritas harus dihilangkan dari Indonesia.
"Saat ini masih saja banyak orang yang merasa bahwa hidup dengan mayoritas umat yang banyak itu adalah sesuatu yang luar biasa, seakan-akan mayoritas itu adalah simbol kebenaran," katanya di Kupang, Rabu.
Ia menyeruhkan hal tersebut saat menyampaikan orasi pada Apel dan Doa Bersama Indonesia Bersatu, Indonesiaku, Indonesiamu dan Indonesia Kita di halaman rumah jabatan Gubernur Nusa Tenggara Timur di Kupang.
Menurutnya, hidup di negara yang penuh dengan toleransinya dan berbhinneka tunggal ika itu seharusnya membentuk seluruh umat di Indonesia untuk tidak saling menyombongkan diri dengan kebesaran mayoritasnya.
"Sebab kebenaran adalah kebenaran, mayoritas adalah mayoritas, minoritas adalah minoritas dan di Indonesia ini umat yang minoritas di suatu tempat boleh jadi menjadi mayoritas di tempat lain dan sebalik," ujarnya.
Menurutnya agama apapun yang berkembang di negara ini, kalau menawarkan humanisme atau menawarkan kemanusiaan. Tuhan Yang Maha Kuasa memberikan agama agar manusia hidup sejahtera dunia dan akhirat. Oleh karena itu tugas agama adalah menyebarkan, kesejahteraan, keadilan serta persamaan.
Jika semuanya itu berjalan dengan baik maka ia meyakini baik mayoritas dan minoritas agama itu dapat tumbuh dan dihargai oleh seluruh rakyat Indonesia.
Tetapi jika agama itu dibentuk untuk mengajarkan sebuah kebencian maka mayoritas pun akan berubah menjadi minoritas. Namun jika minoritas bisa dengan betul menggunakan ajaran yang diajarkan oleh agamanya maka menurutnya yang minoritas akan menjadi mayoritas di hadapan manusia dan Tuhan yang mahakuasa.
"Saya rasa kita perlu slogan-slogan yang tetap terus menguatkan bangsa ini untuk tetap menjaga nasionalisme kita." tambahnya.
Oleh karena itu ia menegaskan bahwa agama itu hadir untuk kesejateraan negara, bukan sebaliknya negara akan dirobek-robek oleh kepentingan-kepentingan agama itu sendiri.
"Mari kita jaga bangsa ini agar tetap dalam ke-Bhinneka Tunggal Ikanya, agar walaupun berbeda-beda namun tetap bersaudara dari Sabang sampai Merauke," demikian Hazim.
Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016