Houston (ANTARA News) - Seorang pria bersenjata membunuh seorang sandera, lalu membunuh dirinya di Pusat Antariksa Johnson, NASA, Jumat, peristiwa paling akhir yang menggetarkan Amerika Serikat setelah pembantaian pekan ini di Virginia Tech University. Seorang sandera lain, seorang perempuan yang disumbat dan diikat, tak cedera, kata polisi. Belum diketahui alasan yang melatar-belakangi kejadian itu, yang mulai terjadi pukul 13:40 waktu setempat (15:40 WIB), ketika pria bersenjata itu dan terdengar setidaknya satu atau dua suara tembakan. Pria itu, yang belum diidentifikasi, membarikade dirinya di dalam satu ruangan. Banyak pekerja segera mengungsi dan polisi bersenjata lengkap masuk. Saat mereka bergerak lebih dekat, mereka mendengar suara tembakan dan masuk dan mendapati pria bersenjata tersebut dan perempuan sanderanya tewas, kata jurubicara Departemen Polisi Houston Dwayne Ready. "Saat anggota SWAT kami masuk, mereka memastikan bahwa tersangka menembak dirinya satu kali di kepala," kata Ready. "Selain itu, di lantai yang sama ada seorang sandera lain yang ditembak. Kami percaya itu mungkin telah terjadi pada saat awal penyanderaan," katanya. Sandera lain, seorang perempuan, ditemukan di dekatnya, dalam keadaan hidup dan tanpa cedera. Ready juga mengatakan ia tak mengetahui identitas pria itu, tapi mengatakan ia adalah pria kulit putih yang berusia 50-an tahun. Jurubicara bagi Jacobs Group Inc. (JEC.N), yang berpusat di Kalifornia, bagi wilayah Pasadena mengatakan polisi telah memberitahu perusahaan tersebut bahwa pria bersenjata itu adalah pegawai mereka. Jacobs menyediakan jasa rekayasa bagi lembaga antariksa itu. Kejadian tersebut menambah kegelisahan di seluruh Amerika Serikat, setelah seorang mahasiswa menembak hingga tewas 32 orang di Virginia Tech University, Senin, dalam penembakan membabi-buta terburuk dalam sejarah modern AS. Bangunan 44, tempat penembak berlangsung, agak terpisah dari sebagian besar pusat antariks itu, yang membentang di lahan seluas 650 hektare, tempat kantor Pemantauan Misi NASA dan pusat pelatihan bagi astronot lembaga antariksa tersebut. Beberapa pejabat NASA mengatakan peristiwa itu tak mempengaruhi operasi, yang meliputi pusat penerbangan bagi Stasiun Antariksa Internasional, demikian Reuters.(*)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007