Jakarta (ANTARA News) - Tokoh nasional Surya Paloh menyatakan pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) mampu menghadirkan iklim usaha yang sehat, stabilitas politik dan pembangunan nasional.
"Kita bisa melihat kalau pada situasi hari ini boleh menaruh harapan, di berbagai provinsi telah mulai tersentuh upaya percepatan pembangunan infrastruktur," kata Surya Paloh melalui keterangan pers di Jakarta, Senin.
Surya Paloh menjadi pembicara utama pada Dialog Kebangsaan bertemakan "Menumbuhkan Semangat Wirausaha Guna Meningkatkan Dunia Usaha dan UMKM Menuju Jawa Tengah Mandiri dan Berdikari".
Pemerintahan Jokowi-JK memasuki tahun kedua, Surya mencatat awal kepemimpinan terjadi defisit transaksi anggaran dan dukungan kekuatan yang minoritas dalam parlemen.
Namun saat ini dukungan kekuatan parlemen mulai berbalik menjadi mayoritas dan transaksi anggaran jauh lebih berkurang karena kebijakan Presiden Jokowi.
"Kita kalangan dunia usaha sepakat tidak mungkin ada pertumbuhan pembangunan dikaitkan dengan tumbuhnya investasi terlebih tidak ada optimisme kemampuan manajemen pemerintahan yang mampu menghadirkan stabilitas," ujar Ketua Umum Partai Nasional Demokrat (NasDem) itu.
Surya optimistis Presiden Jokowi akan konsisten dengan kebijakan yang ditawarkan saat mencalonkan diri jadi pemimpin salah satunya pembangunan pada sektor infrastruktur.
Surya juga mengingatkan Indonesia memiliki banyak perbedaan suku, etnis dan keanekaragaman lain yang berpotensi menjadi negara integralistik untuk menjaga kesatuan dan persatuan bangsa.
Kemajemukan menurut pengusaha media massa itu harus dijamin setara dalam kehidupan dan perbedaan suku, etnis dan agaman tersebut menjadi spirit kesatuan bangsa Indonesia.
"Ini kekuatan yang kita miliki juga sebagai filosofi dasar ideologis kebangsaan Indonesia yang dikenal dengan Pancasila," tegas Surya.
Sementara itu, pengusaha Siswono Yudohusodo menggambarkan kondisi Indonesia pada tataran usaha daya saing menempati peringkat 34 dari 137 negara berdasarkan laporan dari "World Econoc Forum".
"Daya saing kita rendah dibanding Thailand, Malaysia dan Singapura yang luar biasa," ujar mantan Menteri Pemukiman itu.
Namun Indonesia masih unggul dari Filipina, Vietnam dan Laos dengan tingkat lonjakan yang luar biasa dari 200 negara lainnya.
Pewarta: Taufik Ridwan
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016