Bagdad (ANTARA News) - Tentara Amerika Serikat (AS) membangun tembok di sekeliling daerah kantong Sunni di Bagdad, sebagai bagian siasat "memutus lingkaran kekerasan aliran" di ibukota Irak itu. Pekerjaan yang dimulai 10 April 2007 itu membuat tembok semen lima kilometer di Adhamiya, wilayah berpenduduk sebagian besar Arab Sunni, yang tiga sisinya dikelilingi masyarakat Syiah. "Tembok itu merupakan salah satu pokok pikiran siasat baru pasukan gabungan dan Irak untuk memutus lingkaran kekerasan aliran," kata Sersan Mike Pryor, perwira urusan umum, dalam tulisannya yang dilansir tentara AS. Pejabat tinggi AS di Bagdad menyatakan, tembok itu tidak untuk membagi ibukota tersebut ke dalam measyarakat terpisah sebagai bagian penegakan keamanan, yang sudah berlangsung dua bulan. Pasukan AS dan Irak mengerahkan ribuan tentara tambahan ke ibukota itu untuk menerapkan rencana, yang dinilai sebagai upaya terahir mencegah Irak jatuh perang saudara aliran besar-besaran. Tetapi, kata pejabat tinggi tentara, penumpasan tersebut tidak termasuk membagi ibukota itu menjadi wilayah Arab Sunni dan Syiah. "Tidak ada rencana keamanan Bagdad membagi segalanya ke dalam masyarakat pintu kecil ini," kata juru bicara tentara AS, Letnan Kolonel Christopher Garver. Ia menyatakan itu tidak "betul-betul tidak pantas" dengan tembok di Adhamiya, karena komandan setempat bisa memimpin gerakan sesuai dengan keadaan di lapangan. "Wall Street Journal" awal bulan ini melaporkan bahwa kegiatan mirip dimulai di sekeliling Doura, wilayah lain Sunni di Bagdad selatan. Tulisan Pryor itu mengatakan, Adhamiya terjebak dalam "pusaran kekerasan dan balas dendam aliran" dan pembangunan tembok setinggi 3,5 meter itu diteruskan tembok. Adhamiya merupakan kantong kecil Arab Sunni di tepi timur sungai Tigris. Bagdad timur dihuni sebagian besar warga Syiah, walaupun terdapat beberapa daerah Sunni, seperti, kabupaten Fadhil, kubu pejuang keras Sunni. "Syiah masuk dan memukul Sunni, dan Sunni membalas di seberang jalan," kata Kapten Scott McLearn dari batalyon pendung Brigade ke-407 Amerika Serikat. Sementara melindungi Arab Sunni di Adhamiya dari serangan pejuang Syiah, tembok itu juga akan menghentikan pejuang Sunni melancarkan serangan ke daerah Syiah dan lalu kembali ke Adhamiya, kata tulisan itu. Pusat kendali lalulintas diawaki tentara Irak akan menjadi satu-satunya jalan masuk dan keluar Adhamiya bila tembok itu berdiri. "Masyarakat itu akan betul-betul terjaga dan terlindungi," kata Letnan Kolonel Thomas Rogers, komandan satuan pembuat tembok itu. Tulisan tersebut menyatakan tentara AS secara berkelakar menyebut bangunan itu "Tembok Besar Adhamiya" merujuk pada Tembok Besar Cina. Serangan setiap hari terhadap daerah berpenduduk Syiah dan pasukan keamanan pemerintah, yang dikuasai Syiah, merupakan ciri khas, yang dituduhkan dilakukan gerilyawan Sunni. Pemboman itu bisa mengobarkan lagi rasa aliran di Bagdad, khususnya di kalangan pejuang Tentara Mahdi pimpinan ulama Syiah pelawan AS, Moqtada Sadr, yang sejauh ini menjaga sikap selama gerakan keamanan di Bagdad. Kelompok garis keras Sunni, Alqaida, dituduh bertanggungjawab atas sebagian besar pemboman terhadap sasaran Syiah di Irak dan Tentara Mahdi dikuatirkan kembali ke jalan untuk membalas, demikian laporan kantor-kantor berita transnasional. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007