Sembilan unit kendaraan pengangkut tentara itu disita di Hong Kong pada minggu lalu, memicu sebuah teguran kepada Singapura dari Kementerian Luar Negeri China terkait mempertahankan ikatan militer dengan Taiwan, yang dianggap sebagai sebuah provinsi pembangkang oleh China.
"China telah membuat pernyataan atas hal ini kepada pihak Singapura," juru bicara Kemenlu Geng Shuang mengatakan dalam sebuah pengarahan pers pada Senin.
China juga telah "menuntut" Singapura mematuhi hukum-hukum yang berlaku di Hong Kong dan bekerja sama dengan pemerintah Hong kong untuk menangani pekerjaan lanjutan terkait, tambahnya.
Hong Kong, merupakan sebuah bekas jajahan Inggris sebelum akhirnya dikembalikan kepada China pada 1997 lalu.
China selalu menentang negara-negara yang memiliki hubungan dengan China dan juga memiliki "segala bentuk pertukaran politik dengan wilayah Taiwan, termasuk pertukaran dan kerjasama militer," Geng mengatakan.
China telah mengklaim kedaulatan atas Taiwan sejak 1949, ketika pasukan Komunis Mao Zedong memenangi perang dunia China dan pihak Nasionalis Chiang Kai Shek melarikan diri ke pulau itu.
Beijing telah berjanji untuk membawa Taiwan kembali ke bawah kekuasaannya, menggunakan jalan kekerasan jika diperlukan. China mengatakan bahwa Taiwan merupakan bagian dari "Satu China," yang dikuasai oleh Beijing.
Global Times, yang merupakan tabloid milik negara, memperingatkan bahwa "kemunafikan" Singapura atas hubungan militernya dengan Taiwan dapat merusak hubungannya dengan China.
"Itu tidak lagi beralasan bagi Singapura untuk melanjutkan... segala bentuk pertukaran militer dengan Taiwan," ujar sebuah artikel opini dalam media itu, yang ditulis oleh seorang komentator yang menggunakan nama Ai Jun, yang bermakna "cintai tentara".
Singapura dan Taiwan memiliki sebuah hubungan militer yang telah lama berjalan sejak 1970an dan melibatkan Taiwan sebagai lokasi pelatihan infantri Singapura.
Beijing dengan berat hati mentolerir kesepakatan itu sejak China dan Singapura membentuk kembali hubungan diplomasi pada 1990an.
Insiden dengan kendaraan itu "menmabahkan kecurigaan" bahwa Singapura berusaha melawan prinsip "Satu China," media itu menyebutkan.
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016