Den Haag (ANTARA News) - Otoritas Belanda memusnahkan 190.000 bebek di sebuah pusat peternakan tempat penilik mengonfirmasi adanya strain virus flu burung yang sangat menular, kata para pejabat dan media setempat pada Minggu (27/11).
Wabah tersebut dideteksi di sebuah peternakan di Biddinghuizen, sekitar 70 kilometer barat Amsterdam, tempat sekitar 180.000 bebek dikumpulkan bersama 10.000 lain dalam radius satu kilometer, kata pengawas makanan dan keselamatan Belanda, NVWA.
"Ada tiga peternakan unggas lain dalam radius tiga kilometer dan ketiganya sedang diawasi," tambah NVWA dalam pernyataan yang dikutip oleh kantor berita AFP.
Otoritas juga menerapkan larangan mengangkut unggas dan produk unggas dalam radius 10 kilometer menurut pernyataan lembaga pengawas tersebut.
Sejumlah tes mengindikasikan unggas mati akibat varian virus influenza H5N8 "yang sangat menular" bagi unggas – menyebabkan 30 persen unggas yang tertular mati – namun "tidak terlalu berbahaya bagi manusia" menurut lembaga siaran publik NOS.
Awal bulan ini Belanda menutup kebun binatang dan melarang perburuan bebek sementara meningkatkan kebijakan untuk membendung wabah flu burung yang telah mematikan banyak unggas dan ribuan lebih burung liar di negara itu.
Di Rotterdam, satu taman menutup bagian binatangnya setelah beberapa burung akuatik ditemukan mati akibat virus H5N8. Burung lain yang belum terdampak dikandangkan.
Dan di pinggir Danau Markermeer, dekat Amsterdam, sekitar 1.250 burung liar ditemukan mati awal bulan ini menurut laporan media setempat.
Virus influenza strain H5N1 sudah menewaskan lebih dari 420 orang, utamanya di Asia Tenggara, sejak pertama muncul tahun 2003.
Strain virus flu yang lain, H7N9, sudah merenggut 200 lebih nyawa sejak muncul tahun 2013 menurut Organisasi Kesehatan Dunia.
Flu unggas menyebar di Belanda tahun 2003, membuat otoritas kesehatan memusnahkan sekitar 30 juta unggas untuk mengatasi wabah penyakit akibat penularan virus influenza tersebut.
Sekitar 106 juta ayam dipelihara di peternakan-peternakan unggas di Belanda menurut data statistik terkini Belanda. (mu)
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016