Del Potro bangkit dari ketinggalan dua set untuk menang 6-7(4), 2-6, 7-5, 6-4, 6-3 atas Marin Cilic sebelum Delbonis menang 6-3, 6-4, 6-2 atas Ivo Karlovic pada pertandingan penentuan, memicu kegembiraan besar di antara sejumlah penggemar tim tamu yang bertandang ke Zagreb Arena.
Argentina bergabung dalam daftar juara Piala Davis setelah kalah pada keempat final sebelumnya, dan rekor buruk mereka di ajang ini terlihat akan terus menghantui ketika Cilic hanya terpaut satu set lagi untuk mengunci gelar kedua Kroasia.
Sang juara 2005 terlihat telah membentangkan karpet merah, bagaimanapun, Del Potro menorehkan kebangkitan dan bermain pada set kelima dengan kondisi jari yang patah pada tangan kirinya.
"Hal itu terjadi ketika saya berusaha untuk menangkap bola pada set kelima," kata Del Potro, yang diganggu sejumlah cedera pada beberapa tahun terakhir, pada konferensi pers sebelum kembali ke lapangan untuk menyaksikan Delbonis bertanding melawan Karlovic.
"Ini merupakan pertandingan yang menguras emosi dan salah satu kemenangan terbesar dalam karir saya. Terima kasih untuk semua orang yang mencegah saya pensiun, saya sangat dekat dengan tidak lagi kembali bermain dan, di sinilah saya."
Setelah mengunci tiebreak pada set pertama Cilic melaju ke set kedua sebelum Del Potro, yang mempertajam rekornya dengan petenis Kroasia itu menjadi 9-2 di semua kompetisi, memulai kebangkitannya dengan tembakan di sela-sela kakinya.
Ia mematahkan serve Cilic pada game kesembilan set keempat dan kemudian menahan servenya untuk menyamakan kedudukan, namun kembali tertingga pada awal set kelima, membuat sang favorit publik tuan rumah kembali mendapat angin.
Sekali lagi Del Potro memperlihatkan tekad baja dan hati bak singa ketika ia balik mematahkan serve lawannya, dan memaksakan akhir yang menyenangkan untuk menyelesaikan pertandingan dalam waktu empat menit 53 menit, membuka jalan bagi Delbonis untuk menyelesaikan pekerjaannya.
Rekan setimnya itu melakukan pekerjaan dengan sempurna, menahan serve pada pertandingan yang berlangsung berat sebelah melawan Karlovic, ketika ia terus memaksa petenis Kroasia itu mengejar bola dengan tembakan-tembakan baseline.
Tim Argentina memberi hormat kepada para penggemarnya yang menciptakan atmosfer fantastis di Zagreb Arena.
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2016