Kabul (ANTARA News) - Dua tentara dari pakta pertahanan Atlantik utara (NATO) hari Jumat tewas akibat dua ledakan terpisah di Afganistan selatan, kata pejabat setempat. Pasukan Bantuan Keamanan Antara-bangsa (ISAF) pimpinan NATO, yang menempatkan sekitar 37.000 tentara di Afganistan untuk memerangi kebangkitan gerakan Taliban, tidak merinci kematian tentara itu. "Pagi tadi, dua tentara ISAF tewas akibat ledakan dalam dua kejadian terpisah di Afganistan selatan," demikian pernyataan ISAF, layaknya dikutip kantor-kantor berita transnasional, seperti AFP, DPA dan Reuters. ISAF menyatakan, tidak akan melansir kebangsaan korban sebelum pejabat kebangsaan terkait korban melakukannya. Namun, Belanda pada Jumat pagi menyatakan, seorang kopral berumur 21 tahunnya menjadi tentara pertama Belanda tewas dalam pertempuran di Afganistan pada Jumat ketika ia menginjak ranjau saat ronda jalan kaki. Kepala staf pertahanan Belanda, Jenderal Dick Berlijn, memastikan tentara itu bagian dari Gerakan Achilles NATO melawan Taliban di propinsi Helmand, Afganistan baratdaya, kata kantor berita Belanda (ANP). Kementerian pertahanan Belanda di Amsterdam menyatakan, salah seorang yang tewas adalah tentara Belanda, yang tewas sesudah menginjak ranjau di Helmand, daerah utama penghasil candu di negara terbesar pengahsil candu dunia itu. Sejalan dengan kebijakan baru NATO, pernyataan sekutu itu tidak menyebutkan kebangsaan korban kedua. Pengumuman seperti itu diserahkan kepada negara asal korban. Enam tentara Belanda tewas di Afganistan tahun lalu, lima akibat helikopter jatuh dan satu dalam kecelakaan pesawat tempur. Ada sekitar 2.000 tentara Belanda di Afganistan. Pada Rabu, Berlijn menyampaikan keberatan atas gerakan di Afganistan, dengan menyatakan berumpuk pekerjaan baik untuk pembangunan kembali bagi penduduk setempat maupun keperluan keamanan bagi tentara. Tapi, Belanda menolak tuduhan anggota lain NATO bahwa mereka belum mengambil tindakan cukup besar terhadap pejuang mantan penguasa Taliban. Kematian itu menjadikan 42 jumlah tentara antarbangsa tewas di Afganistan tahun ini. Sekitar 170 tewas di sana pada 2006. Afganistan barat secara nisbi damai jika dibandingkan dengan wilayah selatan dan tenggara, yang berbatasan dengan Pakistan, tapi serangan di sana meningkat tahun ini. Sekitar 1.000 orang tewas tahun ini akibat kekerasan berkaitan dengan Taliban, yang secara teratur menyerang pasukan asing dan keamanan Afgan, pekerja bantuan dan penduduk lima tahun sesudah digulingkan tentara pimpinan Amerika Serikat. Kekerasan meningkat setelah musim dingin, yang biasa tenang. Pada tahun lalu terjadi pertempuran paling parah sejak pasukan pimpinan Amerika Serikat menggulingkan Taliban pada 2001 dan banyak pngulas keamanan memperingatkan tahun ini lebih buruk. Bagian terberat pertempuran dipikul pasukan Amerika Serikat, Inggris, Kanada dan Belanda, terutama di wilayah jantung Taliban, yang berbatasan dengan Pakistan. Pada Kamis, jenderal Amerika Serikat pemimpin pasukan NATO di Afganistan memperingatkan serangan dan pemboman jalanan meningkat, karena Taliban menjadi semakin putus asa. Pasukan NATO dan Afgan melancarkan serangan besar di selatan untuk menangkal ancaman serangan pejuang, yang meningkat akibat panen besar opium dan kemampuan berlindung dan berlatih di Pakistan. Lebih dari 4.000 orang tewas akibat pertempuran tahun lalu, termasuk sekitar 1.000 penduduk, sementara pada tahun ini, ratusan penduduk tewas. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007