Maka presiden bernjanjilah:
Aja listrik di masigit (ada listrik dalam masigit)
Tjaangna kabina-bina (terangnja luar biasa)
Aja istri djangkung-elit (ada wanita djungking-lengik)
Karangan dina pipina (bertahi lalat pada pipinja)
Presiden menjarankan supaja pantun itu berbunji sebagai berikut:
Aja listrik di masigit
Tjaangna kebina-bina
Aja istri ahli teknik
Rentjana pasti djadina
Njanjian ini dikemukakkan pada waktu presiden dalam pidatonja itu meminta kepada para bapak dan ibu supaja djangan ragu mengirimkan putra-putrinja kepada ITB.
Saran lagu tersebut dan permintaan itu menimbulkan sambutan sorak dan tepuk tangan para hadirin, terutama pada para mahasiswa pria.
Sumber: Pusat Data dan Riset ANTARA //pdra.antaranews.com/Twitter: @perpusANTARA
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016