"Tidak hanya itu, para santri juga diharapkan dapat terus berkontribusi dalam penguatan NKRI dan impelemtasi Pancasila dalam kehidupan sehari hari," katanya, di Cianjur, Minggu.
Dia menjelaskan, tenaga pengajar di madrasah dan pondok pesantren, masih hidup dalam keterbatasan karena mereka hanya mendapatkan penghasilan seadanya, sebab mayoritas madrasah tergantung pada pembayaran yang seikhlasnya dari orangtua murid.
Sedangkan selama ini, tenaga pengajar yang lebih akrab disapa ustad itu, banyak memberikan kontribusi yang cukup besar dalam dunia pendidikan, sehingga sudah sepantasnya mereka mendapat kesejahteraan layaknya guru disekolah negeri.
"Saat melakukan sosialisasi 4 pilar di Cianjur ini, banyak yang menyampaikan keluhan terlambatnya tunjangan dari pemerinta untuk guru di lingkungan sekolah formal mulai dari MI, Mts sampai MA. Sehingga operasional dan kebutuhan sehari-hari mereka terpaksa menghutang, " katanya.
Sehingga pihaknya akan mengusulkan ke pemerintah untuk menetapkan standariasi upah untuk guru di ponpes dan madrasah. "Ke depan harus ada standar upahnya, supaya penghasilannya jelas," katanya.
Bahkan pihaknya juga akan mendorong pendidikan kebangsaan diajarkan di lingkungan ponpes atau madrasah, sebagai cara untuk menguatkan kontribusi dan pemahaman santri dalam menjaga kedaulatan serta kesatuan bangsa berdasarkan nilai Pancasila.
Pewarta: Ahmad Fikri
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016