MIKTA harus memberikan kontribusi nyata dalam menjaga perdamaian, keamanan dan stabilitas dunia termasuk melalui Operasi Penjaga Perdamaian PBB,"

Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia mendorong negara anggota MIKTA (Meksiko, Indonesia, Korea Selatan, Turki, Australia) untuk berkontribusi bagi perdamaian dunia melalui pengiriman pasukan penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

"MIKTA harus memberikan kontribusi nyata dalam menjaga perdamaian, keamanan dan stabilitas dunia termasuk melalui Operasi Penjaga Perdamaian PBB," kata Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi, seperti disampaikan dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu.

Pernyataan tersebut disampaikan Menlu Retno pada Pertemuan Tingkat Menteri (PTM) ke-8 MIKTA di Sydney, Australia pada 25 November 2016.

Menlu RI menjadi pembicara utama (lead speaker) pada satu sesi pada pertemuan PTM ke-8 MIKTA yang bertema operasi penjaga perdamaian.

Menlu Retno menyampaikan bahwa operasi penjaga perdamaian membantu menciptakan kondisi yang diperlukan bagi perdamaian dan pembangunan berkelanjutan di daerah konflik.

Untuk itu, dia menegaskan pentingnya melaksanakan operasi penjaga perdamaian PBB dengan selalu menghormati prinsip-prinsip dasar, seperti persetujuan pihak yang sedang berkonflik, tidak memihak, serta penggunaan kekuatan militer yang minimal.

Menlu Retno juga menekankan pentingnya mengubah pendekatan pasukan penjaga perdamaian PBB, dari reaktif menjadi preventif.

Selanjutnya, dia menilai bahwa peran dan partisipasi perempuan dalam operasi perdamaian PBB perlu ditingkatkan oleh semua negara anggota MIKTA.

Hal itu, menurut Retno, karena peran perempuan yang lebih besar akan dapat mengisi kekosongan dalam komunikasi dan meningatkan rasa aman bagi perempuan dan anak-anak di daerah konflik.

"Peran pasukan penjaga perdamaian perempuan dapat membantu meningkatkan efektifitas advokasi kepada perempuan dan anak-anak di daerah konflik mengenai pentingnya perdamaian," ujar dia.

Lebih lanjut Menlu RI meyampaikan pentingnya agar kapasitas pasukan penjaga perdamaian dari negara MIKTA terus di tingkatkan.

Terkait hal itu, Menlu Retno menawarkan penggunaan Indonesia Peace and Security Center (IPSC) di Sentul sebagai pusat kegiatan untuk upaya peningkatan kapasitas pasukan penjaga perdamaian dari MIKTA.

"Kita harus pastikan pasukan penjaga perdamaian dari MIKTA memiliki kemampuan dan perlengkapan yang tinggi," ucap dia.

Pewarta: Yuni Arisandy
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016