Jakarta (ANTARA News) - Video berjudul "Aku Bukan Teroris" karya siswa SMA Negeri Modal Bangsa, Aceh, menjadi pemenang pertama lomba video pendek yang digelar Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).
Pemenang kedua dan ketiga adalah video berjudul "Beda Tidak Sama Dengan Salah" karya siswa SMK 2 Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur dan Anggakara karya SMK Negeri 1 Tempilang, Bangka Belitung.
"Berbicara masalah kebangsaan generasi muda harus bisa mengkreasikan pikiran positif yang dimilikinya dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang positif pula agar tidak mudah terpengaruh hal-hal yang negatif," kata Kepala BNPT Komjen Pol Suhardi Alius pada malam penganugerahan gelar Final Lomba Video Pendek BNPT dengan tema "Kita Boleh Beda" di Gedung Film Usmar Ismail, Kuningan, Jakarta, Jumat (25/11) malam.
Dikutip dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Jumat, Suhardi mengatakan lomba video pendek itu juga sebagai sarana sosialisasi untuk menyebarkan pesan-pesan kedamaian dalam menjaga persatuan NKRI yang sangat majemuk.
Menurut dia, berbicara dengan audiens generasi muda tidak bisa bersifat doktrin sehingga BNPT pun harus bisa menyesuaikan dengan frekuensi yang mereka pikirkan, salah satunya melalui lomba video pendek itu.
Selain video terbaik juga ada kategori cerita terbaik yang diraih video berjudul "Jangan Lengah Adik Ku", "Cadar Bukan Teroris", dan "Kampung Nelayan". Sementara video favorit berjudul "Boleh Kritis Jangan Fiktif". Seluruh video tersebut dapat dilihat melalui youtube dengan hastag #videopendekBNPT.
Di hadapan 300 undangan yang hadir di acara tersebut Kepala BNPT menyatakan keinginannya agar hasil grand final lomba video pendek ini nantinya dapat ditonton di seluruh Indonesia.
"Kami akan masuk ke bioskop-bioskop di seluruh Indonesia. Kami akan jalin kerja sama. Kami ingin video adik-adik ini diputar terlebih dahulu sebelum film utama diputar. Ini agar tersosialisasikan dengan baik kepada masyarakat Indonesia dalam upaya pencegahan paham radikal terorisme juga," katanya.
Ia minta kepada Deputi I BNPT Mayjen TNI Abdul Rahman Kadir untuk mengkoordinasikannya. Ia juga menegaskan bahwa program lomba video pendek ini akan berlanjut di tahun 2017.
"Hasil lomba juga akan diputar di sekolah pada acara ekstrakurikuler di sekolah sehingga apa yang kita lakukan ini betul-betul menggema," ujarnya.
Secara keseluruhan video yang diterima panitia sebanyak 640 video yang dikirim peserta dari 32 provinsi. Setelah disaring, sebanyak 10 video masuk nominasi.
Ke-10 nominasi tersebut adalah "Aku Bukan Teroris" (SMA Negeri Modal Bangsa, Aceh), "Explode (SMA Negeri 1, Rangkas Bitung) , "Anggakara" (SMK Negeri 1 Tempilang,Bangka Belitung), "Boleh Kritis Jangan Fiktif" (SMK Negeri 40 Jakarta), "Jangan Lengah Adikku" (Pondok Pesantren Daarul Muttaqien, Temanggung), "Beda Tidak Sama Dengan Salah" (SMK 2 Buduran, Sidoarjo), "Akar Arka (SMA Negeri 1 Selong NTB), "Kampung Nelayan" (SMA 2 Tahuna), "Mungkin" (SMA Negeri 3 Palu), "Cadar Bukan Teroris" (SMA Negeri 17 Palembang).
Pewarta: Sigit Pinardi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016