"Yang menjadi sentral permasalahan guru dan pendidikan di Kalbar saat ini adalah belum terpenuhinya standar minimal pelayanan pendidikan seperti kekurangan tenaga guru yang masih sangat signifikan," ujarnya di Pontianak, Sabtu.
Selain kekurangan guru, pembayaran tunjangan profesi yang masih belum lancar termasuk tunjangan khusus yang belum sepenuhnya diterima guru bahkan tidak sesuai dengan ketentuan.
"Bahkan juga untuk pemberian tunjangan bagi guru yang belum disertifikasi tidak merata, dan itu terkesan tidak dibayar. Belum lagi soal fasilitas belajar yang masih belum memadai. Semua itu masih tugas bersama terutama oleh pemerintah," kata dia.
Untuk saat ini, katanya, total guru di Kalbar sekitar 60 ribuan. Sementara untuk yang sudah memiliki kartu anggota PGRI kurang lebih 45 ribu.
"Dari jumlah yang ada soal kesejahteraan guru itu penting untuk diperhatikan. Kemudian soal honorer juga demikian," kata dia.
Terkait peringatan hari guru dan HUT PGRI ke-71 yang baru berlalu, menurut dia, itu merupakan menjadi momentum bagi guru untuk merefleksikan diri.
"Bagi guru kedua momen tersebut sangat baik untuk merefleksi diri untuk memperkuat hakikat sebagai guru. Hakikat itu yakni guru tetap digugu dan ditiru serta mengedepankan pengabdian tulus, ikhlas dalam mewujudkan putra- putri peserta didik kelak menjadi manusia yang berguna bagi dirinya, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara tercinta ini," harapnya.
Pewarta: Dedi
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016