Bogor (ANTARA News) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menjelaskan informasi terkait "gempa Bekasi" yang membikin heboh warga Jabodetabek yang terjadi Jumat siang tadi.
BMKG mencatat memang terjadi aktivitas gempa bumi tektonik dengan episenter di wilayah Bekasi, Jawa Barat. Berdasarkan analisa, gempa bumi terjadi pada pukul 12.31 WIB dengan kekuatan magnitude 4,8 skala rihter dengan episenter gempa terletak pada koordinat 6.13 Lintang Selatan dan 107,08 Bujur Timur dengan kedalaman hiposenter 246 KM.
"Jika kita perhatikan di peta, tampak bahwa episenter gempa ini terletak di darat, tepatnya pada jarak 10 kilometer arah timur laut Kota Bekasi," kata Kepala Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG, Daryono.
Lebih lanjut ia menjelaskan, dalam ilmu gempa bumi, episenter merupakan titik pusat gempa di permukaan bumi, sementara itu jauh di bawah episenter terdapat hiposenter tempat terjadinya patahan batuan yang menjadi sumber gempa.
Dengan kedalaman hiposenter 246 KM, lanjutnya, maka gempa bumi ini merupakan gempa di kedalaman menengah yang episenternya jauh di bawah permukaan bumi. Apalgi kekuatan hanya 4,5 SR maka gempa termasuk klasifikasi gempa ringan (light eartquake) yang tidak berdampak di permukaan.
"Gempa seperti ini tidak membahayakan," katanya.
Ia menjelaskan, gempa tersebut terjadi akibat aktivitas penunjang Lempeng Indo-Australia ke bawah Pulau Jawa. Di bawah Pulau Jawa, seluruhnya merupakan zona sumber gempa lajur tunjaman lempeng kedalaman menengah.
Dari arah selatan, Lempeng Indo-Australia mulai menunjam di Samudra Hindia, lajur tunjaman ini semakin ke utara semakin ke dalam. Tepat di bawah Bekas lajur tunjaman berada di kedalaman sekitar 240 KM.
"Di kedalaman inilah gempa Bekasi terjadi siang tadi. Aktivitas gempa kedalam menengah sebenarnya merupakan hal yang wajar dan merupakan fenomena alam biasa, sehingga tidak ada yang perlu dikhawatirkan," katanya.
Daryono menambahkan, hasil monitoring BMKG hingga malam ini tidak terjadi gempa bumi susulan.
Pewarta: Laily Rahmawati
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016