Jakarta (ANTARA News) - Pesawat Airbus A350-1000 bernomor seri MSN059 melakukan uji terbang perdana dari total tiga pesawat yang dikhususkan untuk program pengembangan seri baru Airbus tersebut.
"Hari ini kita menyaksikan pesawat penumpang paling A350-1000, beraksi secara langsung untuk pertama kalinya. Saya menyampaikan proficiat (selamat) dan terima kasih yang mendalam pada seluruh anggota tim yang telah berkontribusi mewujudkan pencapaian kita hari ini," kata Presiden dan CEO Airbus Fabrice Bregier dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat.
Satu dari total tiga pesawat yang dikhususkan untuk program pengembangan seri baru Airbus itu, telah sukses menyelesaikan uji terbang perdananya dan kembali mendarat di Bandara Toulouse-Blagnac, Perancis pada pukul 15.00 waktu setempat.
Uji terbang tersebut berlangsung selama empat jam dan 18 menit.
Fabrice mengatakan program uji terbang yang berlandaskan pengalaman serta kematangan program A350-900, tiga unit pesawat khusus akan melewati seluruh rangkaian uji terbang dalam kurun waktu kurang dari setahun.
"Progres berjalan sesuai dengan rencana untuk resmi beroperasi pada paruh kedua 2017," katanya.
Dia menuturkan awak kapal yang bertugas di kokpit untuk uji terbang tersebut terdiri dari Pilot Uji Eksperimental Hugues Van Der Stichel dan Frank Chapman, serta Insinyur Uji Terbang Gerard Maisonneuve.
Selain itu, lanjut dia, turut memantau seluruh parameter uji coba di pos Flight-Test-Instrumentation (FTI) di balik kokpit ialah Head of Flight & Integration Tests Patrick du Che, Head of A350 Development Flight Tests Emanuele Costanzo dan Insinyur Uji Terbang Stephane Vaux.
Dimotori oleh mesin baru Rolls-Royce Trent XWB-97, unit pertama A350-1000 ini terbang di atas kawasan barat-daya Perancis.
Sepanjang penerbangan, para awak kapal yang bertugas menguji dan mengamati secara menyeluruh batas-batas penerbangan (flight envelope) dan penanganan pesawat tersebut.
Pesawat uji itu pun "dibuntuti" oleh pesawat pengejar yang mengobservasi dan mendokumentasikan berbagai manuver yang dilakukan oleh unit pertama A350-1000 ini.
Tak hanya itu, Fabrice menjelaskan progresnya turut diawasi pula secara "real time" dari darat oleh sejumlah pakar melalui sebuah jaringan telemetrik langsung.
"Kami juga amat gembira karena banyak dari para pelanggan kami dapat hadir dan menyaksikan momen bersejarah ini langsung dari kantor pusat kami di Toulouse, Perancis," katanya.
Dia mengatakan berbekal pengalaman yang diperoleh dalam program uji coba seri A350-900 yang telah tuntas pada tahun 2014, program pengembangan seri A350-1000 ini akan memakan waktu lebih pendek yaitu kurang dari satu tahun untuk ketiga pesawat uji.
"Dalam rangkaian uji coba performa ini, tugas bagi unit MSN059 akan mencakup pengujian flight envelope (batas-batas penerbangan), serta kualitas penanganan, muatan dan pengereman pesawat," katanya.
Dia menambahkan unit uji kedua yang akan terbang, MSN071, akan melalui evaluasi performa yang mencakup pengereman serta kinerja unit pembangkit tenaga, sistem secara keseluruhan dan autopilot.
Adapun, lanjut dia, unit uji ketiga dan terakhir, MSN 065 akan dilengkapi dengan kabin, sehingga para kru dapat mengevaluasi kondisi kabin dan sistem sirkulasi udaranya.
"MSN065 juga akan melalui program terbang jarak jauh pendahulu (Early Long Flight/ELF) serta proses oute-proving," ujarnya.
Fabrice mengatakan seluruh rangkaian uji coba ini akan bermuara pada perolehan sertifikasi tipe A350-1000 serta dimulainya pengoperasian seri tersebut pada paruh kedua tahun 2017 oleh operator pertamanya, Qatar Airways.
Dia menambahkan Qatar Aiways merupakan pelanggan terbesar A350-1000 hingga detik ini, dengan total 37 pesanan.
Menurut Fabrice, seri A350-1000, dan A330neo, merupakan anggota terbaru keluarga pesawat berbadan lebar Airbus yang menawarkan tingkat efisiensi operasional tinggi, tingkat kebisingan yang rendah serta kemampuan menempuh jarak yang lebih jauh (ultra-long) dari penerbangan-jarak-jauh pada umumnya.
Dia menambahkan A350-1000 memiliki badan pesawat yang lebih panjang sehingga mampu menampung 40 penumpang lebih banyak dari A350-900.
Selain itu, Pesawat A350-1000 juga dilengkapi dengan "trailing-edge" sayap yang telah dimodifikasi, sistem pendaratan enam-roda, dan mesin Rolls-Royce Trent XWB-97 yang lebih bertenaga.
"A350-1000 menawarkan pula efisiensi bahan bakar dan kenyamanan kabin Airspace' yang dimiliki oleh seri A350-900, namun dengan ukuran ekstra yang didesain khusus untuk menjawab kebutuhan para pelanggan kami di rute-rute jarak jauh mereka yang paling padat," katanya.
Hingga saat ini, dia menyebutkan, 11 pelanggan dari lima benua telah memesan sebanyak 195 pesawat A350-1000.
Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016