"Aksi 4 November mengubah cara pandang Jokowi terhadap realitas kekinian," ujar Ray dalam diskusi "Peta Politik Pasca 4/11: Mempertanyakan Loyalitas Partai-Partai Pendukung Jokowi" yang diadakan lembaga kajian PARA Syndicate, di Jakarta, Jumat.
Ray mengatakan sebelumnya Jokowi mungkin agak terbuai dengan hasil survei tingkat kepuasan publik terhadap kinerjanya, dan membuatnya meninggalkan upaya konsolidasi politik.
Namun, demo 4 November 2016 menyadarkan Jokowi pentingnya konsolidasi politik.
Pasca-demo itu Jokowi segera melakukan pertemuan dengan sejumlah petinggi partai politik,tidak terkecuali ketua umum partai oposisi yakni Gerindra, Prabowo Subianto.
"Upaya Jokowi untuk mulai intensif melakukan silahturahmi dengan Gerindra dan ketua-ketua partai itu bagian untuk kembali menyolidkan kekuasaannya setelah 4 November terlihat tercerai-berai," nilai Ray.
Ray menduga ada kemungkinan Jokowi sedang menata ulang komposisi partai pendukungnya. Sebab pada saat demo 4 November posisi Jokowi sangat genting di mana ada jumlah massa yang sangat besar melakukan aksi di depan Istana Negara.
Menurut Ray demo besar 4 November telah memperlihatkan kepada Jokowi siapa kawan dan siapa lawan.
"Demo 4 November itu membuktikan mana kawan, mana lawan. Mana kawan yang bekerja membuat koalisi tidak goyang, mana kawan yang hanya ingin manisnya kekuasaan saja, tanpa mau merasakan pahit," ujar dia.
(R028/C004)
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016