okowi saat ini mulai berpikir untuk merangkul lawan yang konstruktif ketimbang merangkul kawan yang destruktif

Jakarta (ANTARA News) - Politisi PDI Perjuangan Andreas Hugo Pareira menilai Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto memiliki keterikatan atau "chemistry" yang ditunjukkan melalui pertemuan keduanya beberapa waktu belakangan.

"Saya akui chemistry keduanya ada," ujar Andreas di sela diskusi Peta Politik Pasca 4/11: Mempertanyakan Loyalitas Partai-Partai Pendukung Jokowi" yang diadakan lembaga kajian Para Syndicate di Jakarta, Jumat.

Andreas mengatakan keterikatan Jokowi dengan Prabowo dalam pertemuan keduanya menjawab pertanyaan publik apakah Gerindra akan masuk kabinet atau tidak.

"Dalam kacamata saya di dalam konteks ini sudah kelihatan dan terfilter apakah Gerindra masuk atau tidak. Itu semua bergantung kepada Pak Jokowi dan Pak Prabowo," jelas dia.

Yang jelas, kata Andreas, melalui pertemuan Jokowi dengan Prabowo banyak hal terklarifikasi, salah satunya mengenai peta kawan politik Jokowi.

"Di sana terlihat mana kawan taktis, mana kawan strategis dan mana kawan ideologis," kata Andreas.

Dia menyiratkan sejauh ini beberapa partai koalisi pemerintahan belum dapat memposisikan diri sebagai kawan ideologis karena internal partai masih bermasalah.

"Kalau PDIP sebagai pengusung Pak Jokowi jelas mendukung dalam konteks ideologis. Tapi di partai lain misalnya di PAN kita lihat wibawa Pak Amien (Rais) masih besar, PPP masih ada dualisme, PKB meski ada di struktural namun mereka memiliki akar rumput NU, dan di dalam Golkar masih banyak faksi-faksi," kata Andreas.

Direktur Eksekutif Para Syndicate Ari Nurcahyo memandang pertemuan antara Jokowi dengan Prabowo yang terjadi dua kali beberapa waktu belakangan adalah peristiwa politik yang sangat bermakna.

Menurut dia, pertemuan itu memunculkan analisis bahwa Jokowi saat ini mulai berpikir untuk merangkul lawan yang konstruktif ketimbang merangkul kawan yang destruktif.

Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2016