Jakarta (ANTARA News) - Anggota Komisi IX DPR RI Adang Sudrajat menginginkan konsumsi pangan terhadap masyarakat Indonesia selayaknya didorong untuk menciptakan generasi yang produktif.
"Kita akan mendapatkan generasi yang tidak produktif karena mudah sakit pada usia produktif bila kualitas makanan yang konsumsi rendah," kata Adang dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat.
Menurut politisi PKS itu, ketika masyarakat mengalami kondisi sakit di usia produktifnya, maka beban negara akan semakin besar.
Hal tersebut, lanjutnya, dikarenakan biaya pengobatan penyakit degeneratif akan meningkat, sedangkan usia SDM produktif rentan terkena sakit.
Untuk itu, ujar dia, sosialisasi kepada masyarakat terhadap makanan berkualitas tersebut tidak kalah pentingnya dengan sosialisasi makanan halal.
Ia juga berpendapat bahwa SDM Indonesia juga sangat ditentukan oleh apa yang telah dimakannya selama ini. "Saya menyarankan, pada pengawasan pemerintah atas makanan yang beredar maupun kesadaran masyarakat atas makanan berkualitas perlu terus ditingkatkan," katanya.
Pemerintah, menurut Adang, melalui Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) harus diperkuat otoritas dan jangkauan pengawasannya dengan undang undang tersendiri.
Adang juga mengajak kepada pemangku kepentingan yang berkaitan dengan masalah kesehatan, agar terus melakukan proses edukasi dan sosialisasi pada masyarakat secara intensif agar muncul kemandirian masyarakat dalam menyeleksi makanan yang berkualitas dan aman bagi kesehatan.
Sebelumnya, pengamat masalah Pertanian Universitas Nusa Cendana Kupang, Leta Rafael Levis di Kupang, Senin (14/11) mengatakan pemerintah daerah perlu terus mendorong diversifikasi pangan untuk meningkatkan konsumsi pangan lokal menghadapi ancaman rawan pangan akibat gagal panen.
Leta Rafael Levis mengatakan hal itu terkait produksi dan diversifikasi pangan untuk meningkatkan ketahanan pangan dalam proyek unggulan yang ada di APBN 2017.
Dia mengatakan berbagai upaya mendorong berkembangnya diversifikasi pangan terutama dengan peningkatan konsumsi pangan lokal melalui berbagai program edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat akan membuka jalan keluar dari masalah pangan akibat kekeringan.
Sementara itu, Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Bali Ayu Pastika mengajak masyarakat setempat melakukan diversifikasi pangan lokal untuk mengurangi ketergantungan pada konsumsi beras.
"Kebutuhan karbohidrat harian itu dapat ditemui dari sumber makanan lain selain beras, seperti jagung, sagu, dan singkong," kata Ayu Pastika saat menghadiri acara Puncak Peringatan Hari Pangan Sedunia Ke-36 tingkat Provinsi Bali di Tabanan, Rabu (23/11).
Untuk menerapkan diversifikasi pangan, menurut dia, mulai pada anak-anak dengan menerapkan bahwa makan bukan berarti harus makan nasi, melainkan makan sesuai dengan konsumsi makanan bergizi, beragam berimbang, sehat, dan aman (B2SA).
Pewarta: Muhammad Razi Rahman
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2016