Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Republik Indonesia mengecam tindak kekerasan yang mengakibatkan jatuhnya 200 korban sipil di Baghdad, Irak. Pernyataan itu dikemukakan oleh Juru Bicara Departemen Luar Negeri RI Kristiarto Legowo di Gedung Palapa Deplu RI Jakarta, Jumat, mengenai bom mobil di sejumlah kota di Irak yang merenggut korban lebih dari 200 orang, Rabu lalu. "Pemerintah RI mengecam tindak kekerasan ini yang menimbulkan sekali lagi jatuhnya korban sipil, jatuhnya korban dari kalangan masyarakat yang tidak berdosa," ujarnya. Dalam kaitan ini, lanjutnya, Pemerintah RI merasa sangat prihatin terhadap aksi tindak kekerasan tersebut karena belum menunjukkan peredaan tetapi terus berlanjut dan menimbulkan makin banyak korban di kalangan masyarakat sipil di Irak. "Sehubungan dengan itu Pemerintah RI mengimbau pihak-pihak yang bertikai agar mereka dapat bekerja sama mencari suatu solusi damai atas berbagai masalah yang dihadapi di negara tersebut," ujarnya. Pemerintah RI juga menyerukan agar mereka tidak terjebak pada konflik-konflik antarkelompok yang pada akhirnya hanya akan menimbulkan lebih banyak korban di kalangan masyarakat sipil yang tidak berdosa, katanya. "Indonesia akan tetap berupaya untuk tetap memanfaatkan setiap peluang, sekecil apapun peluang itu, asalkan tetap memberikan kontribusi kepada penyelesaian berbagai masalah yang terjadi di negara itu," kata Jubir Deplu RI. Terkait dalam penyelesaian masalah Irak, pemerintah RI telah memfasilitasi pertemuan para ulama Sunni-Syiah di Bogor awal April lalu dan aktif menyampaikan usulan mengenai solusi damai di Irak ke berbagai kalangan. Sementara itu, sejumlah bom mobil pada Rabu (18/4), telah menewaskan hampir 200 orang di Baghdad. Serangan-serangan itu terjadi sejak pasukan Amerika Serikat dan Irak melancarkan tindakan keras keamanan yang ditujukan untuk mencegah negara tersebut terperosok ke dalam perang sipil. Sebuah bom mobil saja, di lingkungan Sadriya yang mayoritas berpenduduk Syi`ah, menewaskan 140 orang dan melukai 150 orang lainnya, kata polisi. Hal ini menjadi serangan bom yang dilakukan pelaku tunggal terburuk di Baghdad sejak invasi yang dipimpin AS pada tahun 2003.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007